REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT ABM Investama berencana mengakuisisi PLTU mulut tambang di Aceh. Akuisisi yang dimulai tahun lalu itu ditargetkan rampung pada tahun ini.
"Sementara, kapasitasnya 15 mega watt," kata Direktur Strategis Korporat ABM Investama, Yovie Priadi, kepada Republika.
Kapasitas pembangkitnya akan ditingkatkan sebab tambang batubara di Aceh berfluktuasi semakin cepat. Sedangkan, kebutuhan listrik di Aceh sangat besar.
Dalam proyek kelistrikan nasional, kata Yovie, perusahaan juga berencana mengikuti tender jika PT PLN kembali membuka kesempatan untuk pembangunan PLTU mulut tambang di Indonesia tahun ini. Konstribusi batubara untuk dijadikan PLTU mulut tambang sangat besar.
Kegiatan operasionalnya juga menghemat rupiah yang cukup besar. Pasalnya, pembangkit listrik langsung dibangun pada sumber energi utama.
Presiden Direktur ABM Investama, Andi Djajanegara, mengatakan total cadangan batubara perusahaannya di Aceh dan Kalimantan Selatan mencapai 221 juta ton. Sebanyak 76,5 persen atau 169 juta ton di antaranya dihasilkan di Aceh melalui anak usaha PT Reswara Minergi Hartama, yaitu PT Media Djaya Bersama.
Pasaran batubara tahun ini juga ditargetkan meningkat hingga 49 - 54 dolar AS per ton. Peningkatan tersebut positif dari 2010 yang kisarannya 37 dolar AS per ton. Pada 2011, kisarannya naik menjadi 48 dolar AS per ton.