REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk siap memboyong 194 buah pesawat baru di 2015. Hal ini demi menghadapi penerapan program liberalisasi penerbangan Asia Tenggara (ASEAN Open Sky).
ASEAN Open Sky merupakan kebijakan untuk membuka wilayah udara antar sesama anggota negara ASEAN. Ini hanya akan berlaku di lima bandar udara (bandara) Tanah Air. Yakni Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta), Ngurah Rai (Denpasar), Juanda (Surabaya) dan Sultan Hasanuddin (Makassar).
"Untuk Garuda sendiri, kita akan siapkan 144 armada. Sedangkan dari Citilink (anak usaha Garuda) 50 armada,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar dalam Konferensi Pers Airlines Day 2012 di Jakarta, Selasa (3/4).
Dengan penambahan tersebut, Garuda optimis compound annual growth rate (CAGT) atau laju pertumbuhan tahunan gabungan akan semakin baik ke depan. ‘
"Rata-rata kurang lebih akan 11 sampai 12 persen,” ujar Emirsyah yang juga Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Penerbangan Sipil Indonesia (INACA) ini.
Namun, lanjutnya, ketika ASEAN Open Sky berlaku maka pemerintah harus menerapkan level "playing field" yang sama antara maskapai lokal dan asing. Jangan sampai, izin keluar bagi maskapai asal Indonesia dipersulit di negara lain, sebaliknya izin usaha maskapai asing justru mudah di dalam negeri.
Khusus Garuda saja, perseroan itu baru memiliki 62 unit pesawat. Pada 15 Februari lalu, Garuda menandatangani pengadaan 18 pesawat baru dengan perusahaan asal Kanada Bombardier Aerospace. Rencananya sudah ada di hangar pada Oktober hingga Desember 2012.