Kamis 08 Mar 2012 06:38 WIB

Investor Putus Asa, Harga Minyak Dunia Terus Melonjak

Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)
Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK---Harga minyak dunia berbalik naik (rebound) pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena pedagang mengabaikan persediaan energi bervariasi Amerika Serikat untuk fokus pada laporan bahwa Federal Reserve mempertimbangkan langkah stimulus baru untuk ekonomi AS.

 

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk penyerahan April, naik 1,46 dolar AS menjadi ditutup pada 106,16 dolar AS per barel.

Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan April menetap di 124,12 dolar AS per barel, melonjak 2,14 dolar AS dari tingkat penutupan Selasa.

Minyak mentah berjangka telah jatuh tajam pada Selasa, merosot sekitar dua dolar AS didorong kekhawatiran atas kesepakatan dana talangan (bailout) besar-besaran Yunani dan prospek pertumbuhan ekonomi di China dan Eropa yang meredup.

Tetapi gambaran yang lebih baik untuk kesepakatan Yunani dan laporan tentang bank sentral AS (The Fed) membantu memulihkan sentimen. "Minyak mentah didorong oleh sebuah cerita di Wall Street Journal bahwa The Fed sedang mempertimbangkan variasi baru pada program pembelian obligasinya, sekali lagi meningkatkan spekulasi stimulus bank sentral lebih lanjut," kata analis David Morrison di GFT Markets.

"Investor begitu putus asa untuk tanda-tanda intervensi Fed lebih lanjut," tambahnya.

Pasar energi juga tetap didukung oleh ketegangan yang sedang berlangsung antara Barat dan produsen minyak mentah utama Iran atas program nuklirnya.

Iran telah berulang kali membantah bahwa mereka sedang membangun bom atom, mengatakan program nuklirnya untuk tujuan damai.

Laporan stok energi mingguan AS yang dipantau ketat pada Rabu sedikit membuat "bullish" harga minyak.

Departemen Energi AS mengatakan, persediaan minyak mentah naik 800.000 barel dalam pekan hingga 2 Maret kurang dari yang diantisipasi pedagang.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement