Selasa 06 Mar 2012 11:28 WIB

Minyak Merangkak Naik Lagi, Ketegangan Iran Masih Jadi Pemicu

Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)
Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA - Harga minyak lebih tinggi di perdagangan Asia Selasa.  Ketegangan geopolitik seputar program nuklir Iran, produsen minyak mentah masih menjadi pemicu kenaikan harga, serta diperberat oleh data ekonomi yang lemah dari Eropa dan China, kata analis.

Kontrak utama New York, minyak mentah jenis light sweet pengiriman April naik 18 sen ke posisi 106,90 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea juga penyerahan April mencatat kenaikan 21 sen menjadi 124,01 dolar pada perdagangan pagi.

"Harga minyak sedikit naik...karena risiko pasokan dan juga ketegangan seputar program nuklir Iran, tetapi kekhawatiran seputar pertumbuhan ekonomi global tetap turut mempengaruhi," kata Phillip Futures dalam komentar pasar.

Iran sejauh ini menyatakan bahwa program nuklirnya semata untuk tujuan damai. Sementara para pedagang juga tetap mengamati mengenai data ekonomi yang menunjukkan pelemahan pertumbuhan di Eropa dan China, kata analis.

Perdana Menteri China Wen Jiabao mengatakan Senin bahwa negara itu menargetkan pertumbuhan ekonomi 7,5 persen pada 2012, penurunan ke tiga berturut-turut karena ekonomi terbesar ke dua dunia itu tengah terpukul oleh berbagai kesulitan yang tengah terjadi di Barat dan juga harga minyak yang tinggi.

Di Eropa, indeks "composite purchasing manager" yang dihimpun oleh perusahaan riset Markit menunjukkan bahwa aktivitas sektor swasta zona euro menurun pada Februari setelah kembali ke pertumbuhan pada Januari yang diperdalam prediksi resesi.

Indeks turun ke level 49,3 poin pada Februari dari 50,4 poin pada Januari tetapi masih tetap lebih tinggi dibanding 48,3 poin pada Desember. Angka 50 mengindikasikan adanya suatu pertumbuhan, sementara di bawah skor 50 mengindikasikan kontraksi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement