Selasa 14 Feb 2012 14:41 WIB

Dapat Rezeki Nomplok Ratusan Juta, 'Diapain' Ya?

Rezeki nomplok/ilustrasi
Foto: askmen.com
Rezeki nomplok/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Tiba-tiba saja, Anda dapat rezeki nomplok ratusan juta rupiah. Senang? Pastinya. Panik ingin buru-buru menghabiskan? Eit, jangan dulu.

Ada banyak hal yang lebih penting untuk dipikirkan lebih dahulu bila ingin mengelola dana ratusan juta itu dengan benar.

Menurut perencana keuangan Ahmad Gozali, uang ratusan juta itu punya arti yang berbeda untuk setiap orang sehingga punya alokasi yang berbeda pula pada akhirnya.

Jika mendapatkan ratusan juta, Gozali sendiri memilih untuk mengalokasikan dana itu untuk dana pembelian properti berupa ruko. Sebagai DP jika memang rukonya besar, atau langsung tunai untuk ruko kecil di pinggiran. Mengapa? Ini karena dia merasa masih kekurangan portofolio dalam bentuk ruko.

 

''Dana cadangan sudah ada, investasi growth income seperti reksa dana sudah ada. Bisnis perdagangan emas sudah ada. Yang masih kurang adalah properti yang bisa memberikan growth income berupa kenaikan harga sehingga di masa depan saya bisa mengharapkan capital gain dan juga fixed income sekaligus berupa hasil sewa dari ruko tersebut,'' paparnya dalam satu konsultasi keuangan.

Kendati begitu, bagi dia, investasi itu bersifat personal. Artinya, setiap orang akan memiliki strategi dan alokasi yang berbeda dalam berinvestasi. Sebab, investasi itu seperti kendaraan saja yang akan membawa kita dari tempat kita sekarang, kondisi kita sekarang, kepada tujuan keuangan atau kondisi tertentu di masa depan.

Berbeda titik start, berbeda titik finis, tentunya berbeda juga rute perjalanannya. Berbeda rute perjalanannya berarti berbeda pula kendaraan yang harus dipakai.

Maka, dia pun sangat menyarankan agar tiap orang menentukan terlebih dahulu tujuan keuangan di masa depan. ''Lalu lihat juga bagaimana kondisi Anda sekarang ini. Apakah lebih memerlukan hasil investasi yang rutin setiap bulan, investasi yang naik nilainya, atau kombinasi dari keduanya. Sudahkah memiliki dana cadangan dalam bentuk tabungan, deposito, atau emas?'' paparnya.

Jika tetap kesulitan untuk menentukan arah investasi, Gozali juga lebih menyarankan untuk berkonsultasi langsung dengan perencana keuangan yang akan menilai kondisi sekarang sehingga bisa memberikan saran-saran yang paling tepat.

''Namun, satu hal yang bisa saya sarankan sekarang, jangan simpan uang kaget dalam bentuk tabungan karena biasanya kita akan dengan mudah membelanjakannya atau menginvestasikannya secara emosional. Saran saya, simpan dulu dalam deposito 1-3 bulan sampai Anda memiliki rencana keuangan yang jelas,'' ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement