Selasa 03 Jan 2012 17:38 WIB

Penyebab Bank Sulit Turunkan Bunga Kreditnya

ilustrasi
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengamat ekonomi Ryan Kiryanto menilai, inefisiensi operasional perbankan menyebabkan bunga kredit sulit turun. Sehingga efisiensi harus ditingkatkan bukan saja dengan mengurangi biaya dana tetapi juga hal-hal terkait operasional seperti komposisi pegawai dan pejabat yang tepat.

"Penempatan pejabat bank harus tepat, struktur organisasi bank juga harus ramping, kantor cabang harus menguntungkan, logistik harus sesuai kebutuhan," kata Ryan di Jakarta, Selasa (3/1).

Untuk itu katanya aliansi strategis harus dilakukan antara lain penggunaan material kantor harus tepat begitu pula penggunaan energi seperti AC, listrik, dan BBM harus terkontrol. Apabila semua itu bisa dijalankan dengan disiplin, bisa dorong turunnya bunga kredit bank.

Selain faktor inefisiensi, lanjut Ketua ekonom BNI ini, jumlah bank yang terlalu banyak yaitu 121 bank juga menyulitkan turunnya bunga, karena bank-bank bersaing ketat menggali dana pihak ketiga (DPK) akibat pemilik dana besar yang mendikte bank-bank.

Efisiensi operasional perbankan, katanya harus dilakukan secara berkesinambungan dan sungguh-sungguh dengan cara bank-bank melakukan review atas beban-beban operasional baik biaya operasional (opex) maupun biaya modal (capex) yang terlalu besar tapi tidak sebanding dengan hasil keuntungannya.

"Ekspansi kredit tetap harus jalan, karena dari situ bank-bank memperoleh pendapatan bunga dan fee base income (FBI). BI hanya bisa imbau bank-bank menurunkan bunga, tetapi tidak bisa memaksa," katanya mengingatkan.

Suku bunga kredit perbankan dalam tiga tahun terakhir terlihat hanya turun sedikit, bahkan ada yang tidak berubah meski suku bunga BI atau BI rate yang merupakan patokan dalam penentuan suku bunga bank sudah menurun drastis sejak akhir 2008.

Data dari Website Bank Indonesia memperlihatkan bahwa suku bunga kredit sejak 2008 sampai Oktober 2011 hanya turun sedikit, sementara BI rate turun cukup drastis dari 9,50 persen pada Oktober 2008 menjadi 6,50 persen pada Oktober 2011.

Sedikitnya penurunan suku bunga kredit bank ini, mendorong BI untuk meminta bank menurunkan suku bunga kreditnya dengan mencantumkan penurunannya pada rencana bisnis bank (RBB) 2012 mengikuti penurunan BI rate.

"Dari yang RBB yang sudah masuk belum semua menurunkan suku bunga kredit secara signifikan. Kita masih tunggu semua RBB masuk baru kita umumkan," kata Deputi Gubernur BI Muliaman D Hadad.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement