Advertisement
Rabu 28 Dec 2011 20:04 WIB

Pengendalian Volume BBM Dinilai Pilihan Terbaik

Kilang minyak, ilustrasi
Foto: AP
Kilang minyak, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP- Subsidi BBM sangat memberatkan pembiayaan dari sisi belanja pemerintah walau tambahan sudah ditetapkan. Presiden Susilo Yudhoyono menyatakan pengendalian volume konsumsi BBM masih menjadi pilihan terbaik untuk mengurangi beban subsidi itu.

Dalam sambutannya pada acara peletakan batu pertama proyek pembangunan Residue Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Unit IV Kilang Minyak Pertamina, di Lapangan Sepak Bola Lomanis, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Rabu, Presiden mengatakan pemerintah masih sedang dan terus bekerja untuk menentukan volume konsumsi BBM serta subsidi yang tepat dalam APBN.

"Caranya yang kita pilih sekarang ini melihat situasi perekonomian global, perekonomian sendiri, dan tingkat kesejahteraan masyarakat, maka opsi terbaik saat ini adalah dengan mengendalikan volume, dalam arti harus kita pastikan betul bahwa semua itu sesuai dengan yang dibutuhkan," katanya.

Yudhoyono menjamin pemerintah tetap akan mencukupi keperluan BBM namun dengan kebijakan subsidi tepat sehingga benar-benar tepat sasaran dan menjadi solusi untuk menolong masyarakat yang membutuhkan.

"Subsidi kita memang cukup besar sekarang ini. Oleh karena itu agar APBN semakin sehat, secara bertahap dan sistematis kita tata kembali subsidi kita harus benar-benar tepat sasaran," ujarnya.

Selain itu, Presiden mengatakan, perlu dilakukan konversi pemakaian bahan bakar jenis minyak ke bahan bakar gas agar jauh lebih hemat, murah, serta ramah energi.

Kebijakan energi pemerintah pada tahun-tahun mendatang mendorong peningkatan produksi bahan bakar jenis minyak, gas, maupun batu bara. Peningkatan produksi itu, lanjut dia, harus disertai eksplorasi energi terbarukan ramah lingkungan serta gaya hidup hemat energi.

Selain meresmikan pemulaian pembangunan proyek pembangunan RFCC yang ditandai penancapan tiang beton pertama, Presiden sekaligus meresmikan pengoperasian tiga PLTU, yaitu PLTU 1 Banten-Suralaya di Cilegon berdaya 625 MW, PLTU 3 Banten Unit 1 Tangerang, Banten (315 MW), dan PLTU Tanjung Jati Ekspansi Unit 3 di Jepara, Jawa Tengah (66 MW).

Kepada PLN, Presiden meminta agar perusahaan listrik milik negara itu terus berupaya mencari sumber energi alternatif selain batu bara yang kurang ramah lingkungan. (D013)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement