REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah mengakui target produksi padi sebesar 70,60 juta ton gabah kering giling pada 2011 ini bakal tidak tercapai. Produksi beras pada tahun ini diperkirakan hanya akan mencapai 66 sampai 67 juta ton.
"Dari catatan kita panen yang terakhir pada November sampai Desember, kayaknya angkanya masuk ke 66-67 juta ton atau minimal sama dengan produksi tahun 2010. Berarti memang soal pencapaian target sangat berat,"ujar Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan, di Komplek Istana Negara, Selasa (6/12).
Menurut Rusman tidak tercapainya target lebih karena persoalan teknis dilapangan seperti belum siapnya pupuk atau bibit usai panen. Bukan karena barangnya tidak ada tetapi disebabkan masalah administrasi. "Itu yang menyebabkan masalah,"terangnya
Rusman mencontohkan dalam hal administrasi keuangan. Misal ketika dibutuhkan bibit dan pupuk pada November. Namun anggarannya baru keluar pada Januari. Untuk itu persoalan penggunaan anggaran ini harus juga dibenahi."Jadi ada yang overlap."
Belum lagi, hambatan lainnya seperti panjangnya musim kering ataupun organisme penyerang tanam yang membuat produksi tidak tercapi. Rusman mengakui awalya target pemerintah itu sekitar 68 juta ton gabah kering giling. Namun ditingkatkan menjadi 70,6 juta ton gabah kering dan akhirnya diturunkan kembali ke target awal.
"Tetapi 70 juta ton itu keinginan presiden yang harus kita terjemahkan. Tapi sekarang kelihatannya waktunya nggak efektif,"terangnya. Berdasarkan angka ramalan (ARAM) III, produksi padi tahun ini hanya sebesar 65,39 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Angka tersebut turun 1,08 juta ton (1,63%) dibandingkan 2010 sebesar 66,47 juta ton GKG.
Walaupun tahun ini tak tercapai, pemerintah tetap menargetkan peningkatan produksi hingga 72 juta ton Gabah Kering Giling pada 2012 nanti. Tentunya berbagai persiapan harus dilakukan untuk mencapai target itu.