Senin 14 Nov 2011 17:30 WIB

Program Kesuburan Lahan 2011 Sudah Mendesak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Program pemulihan kesuburan lahan sawah berkelanjutan (PKLSB) 2011 dinilai sudah mendesak dan perlu segera direalisasikan. Program itu terbukti mampu memperbaiki dan bahkan mengembalikan kesuburan sawah pada program 2010 di delapan provinsi di Indonesia.

Delapan provinsi itu adalah  Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.‘’Karena itu PT Berdikari akan terus mendorong Kementerian Pertanian untuk segera melanjutkan PKLSB mengingat tahun 2011 akan segera berakhir,’’  kata Dirut PT Berdikari (Persero), Asep Sudrajat Sanusi dalam keterangan persnya, Senin (14/11), di Jakarta. PT Berdikari merupakan pemegang public service obligation (PSO) Kementerian Pertanian, pelaksana PKLSB.

Asep mengaku tidak mengetahui pasti penyebab masih tertundanya program kelanjutan tersebut. Padahal pada pelaksanaan PKLSB 2010 didapat hasil maksimal. Bahkan, tambahnya, hasil evaluasi Balai Besar Penelitian Tanah Bogor menyatakan pemanfaatan jerami dan biodekomposer oleh para petani dalam PKLSB  menuai panen maksimal.

Direktur Keuangan PT Berdikari, Anggiat Sitohang mejelaskan para kelompok tani di delapan provinsi tersebut yang mendapat PKLSB telah mendesak untuk kembali menerima bantuan produk dekomposer sebagai pengompos jerami dan biodekomposer sebagai pupuk hayati. Karena, mereka telah memasuki masa tanam berikutnya.

Para petani, menurut Anggiat, secara tegas mengakui hasil panen pertaniannya meningkat tajam setelah memanfaatkan dekomposer (Vitadegra) sebagai pengurai jerami dan pupuk hayati (Vitabio) yang selama ini diberikan PT Berdikari. Rata-rata panen dari satu hektare sawah adalah delapan sampai sembilan  ton dari awalnya mereka hanya panen lima sampai enam ton pada satu hektare sawah.

‘’Selama ini kami memang menggunakan dua produk tersebut karena sejak awal Berdikari mendapat PSO dari pemerintah, dua produk itu yang kami pilih karena telah melalui serangkaian penelitian sejak awal tahun 2000-an,’’ jelas Anggiat.

Sebelum mendapat PSO untuk melaksanakan program PKLSB  2010 PT Berdikari mendapatkan rekomendasi nama  produk itu yakni Vitadegra dan Vitabio, justru dari Kementerian Pertanian. ‘’Nama itu ada dalam daftar penyedia pupuk dalam ranking atas yang telah teruji di Balai Besar Pertanian. Karena itu PT Berdikari yang kemudian melamar kepada Vitafarm untuk menggunakan dua produk tersebut,’’ urai Anggiat.

Dalam program PKLSB 2011, PT Berdikari merencanakan kembali menggulirkan program tersebut pada 1,4 juta hektare lahan. ‘’Kami tetap berpegang pada konsep keberlanjutan sehingga akan tetap menggunakan produk dekomposer yang telah teruji tersebut. Kami pegang amanah sejak awal,’’ ujar Asep. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement