REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Investasi perlu lebih merata di seluruh Indonesia. Investasi di Indonesia Timur perlu terus ditingkatkan. Selain sebagai bentuk pemerataan, Indonesia timur memiliki potensi yang besar untuk investasi.
"Indonesia Timur miliki potensi besar investasi. Investasi yang diharapkan tidak hanya domestik, tapi modal asing," kata Menteri Keuangan Agus Martowardojo dalam acara Nusa Tenggara Investment di Ritz Carlton, Selasa (25/10).
Acara itu menghadirkan calon investor di Nusa Tenggara. Kegiatan investasi di Indonesia timur memang membutuhkan pendanaan besar, salah satu sumber pendanaan adalah perbankan. Berdasarkan data Bank Indonesia, kata Agus, posisi pinjaman Rp 12,8 triliun untuk Nusa Tenggara Barat dan Rp 10,3 triliun untuk Nusa Tenggara Timur.
Menurut Agus, potensi investasi di Indonesia banyak yang belum tergarap secara maksimal. Pembangunan kawasan timur membutuhkan pendanaan yang besar dan tidak bisa hanya bergantung pada anggaran negara. "Perlu langkah untuk pemberdayaan ekonomi lokal, tenaga kerja, kualitas dan multiplier effect. Jadi perlu ada seleksi sumber daya dari luar, untuk kurangi kesenjangan," ujar Agus.
Pemerintah, kata dia, mengeluarkan berbagai kebijakan dan kemudahan untuk menarik minat investasi di Indonesia. Beberapa kebijakan pemerintah pusat itu adalah fasilitas perpajakan berupa tax allowance dan tax holiday. Kebijakan itu diharapkan bisa menjaring investor masuk ke Indonesia dan menanamkan modalnya ke sektor riil dalam jangka waktu yang cukup panjang.
Kawasan Nusa Tenggara memiliki potensi di sektor pertambangan, pertanian, dan peternakan yang bisa dikembangkan. Sektor pertanian dan peternakan merupakan penyumbang terbesar bagi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) NTB dan NTT masing-masing 25 persen dan 40 persen.