REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Kenaikan fantastis yang mengangkat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat hingga 2,38 persen pada perdagangan awal pekan ini, dianggap rentan terhadap aksi ambil untung atau "profit taking".
Senior Research HD Capital Yuganur Wijanarko mengatakan di Jakarta, Selasa, rentannya indeks terhadap aksi ambil untung tersebut disebabkan kondisi global masih fluktuatif terhadap perkembangan berita krisis Amerika dan Eropa yang dapat berubah setiap harinya.
"Kondisi ekonomi global yang berubah sewaktu-waktu membuat bursa Indonesia sangat rentan terkena aksi 'profit taking'," katanya.
Sementara Research Analyst PT Panin Sekuritas Tbk (PANS) Purwoko Sarono mengatakan investor saat ini masih menunggu beberapa data makro ekonomi yang cukup penting dari China dan Amerika Serikat, seperti data penjualan rumah, tingkat pengangguran, serta pengumuman PDB.
"Selain faktor eksternal, tampaknya investor juga akan mulai melakukan antisipasi beli menyambut pengumuman kinerja emiten kuartal III," katanya.
Ia juga menyarankan investor untuk selektif melakukan aksi beli menjelang pertemuan para pemimpin Uni Eropa.
Pihaknya memproyeksikan indeks akan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat pada kisaran "support-resistance" 3.680-3.730.