REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka melemah pada pembukaan perdagangan, Jumat (14/10). Setelah menguat di penutupan perdagangan kemarin, IHSG kembali melorot 0,15 persen ke level 3,670.
Sejumlah indeks saham unggulan terlihat memerah. Indeks LQ41 misalnya terkoreksi 0,1 persen ke level 651,10 sedangkan Kompas100 juga melemah 0,2 persen ke level 834,59. Indeks syariah favorit seperti JII dan ISSI juga melemah. Masing-masing terkoreksi 0,3 persen ke level 508,02 dan 0,2 persen ke level 118,28.
Beberapa saham yang terseret ke posisi top losers antara lain saham PT Indika Energy Tbk (INDY) yang turun 2,88 persen ke Rp 2,525. Kemudian, saham PT Bank Tabungan Negara Persero (BBTN) yang terkoreksi 2,82 persen ke Rp 1.380.
Menurut Kepala Riset Analis e-Trading Securities Bertrand Raynaldi, IHSG kembali berpotensi untuk terkoreksi. Ia mengatakan perdagangan hanya akan bergerak di kisaran 3,620 hingga 3,714.
"Secara teknikal, candlestick IHSG berpotensi membentuk pola spinning top yang mengindikasikan sinyal bearish reversal,” katanya. Melemahnya IHSG juga dimungkinkan terjadi mengingat adanya indikator stochastic sudah memasuki area jenuh beli (overbought).
Selain itu, risiko melemahnya rupiah akibat menguatnya dolar juga akan berakibat negative bagi IHSG. Ia mengatakan pasca bailout Yunani bakal terjadi krisis likuiditas antarbank akibat kebutuhan rekapitalisasi bank-bank Eropa.
Pada penutupan perdagangan Kamis (13/10), IHSG ditutup menguat 39,45 poin ke level setelah dibuka menguat tipis 0,88 persen atau 32 poin ke level 3,668. Astra International Tbk (ASII), Bank Danamon Tbk (BDMN), Bayan Resources Tbk (BYAN), Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) serta Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) menjadi pendorong penguatan IHSG.