REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Perubahan iklim dan krisis ekonomi Eropa dan Amerika dapat memukul komoditas pangan. Melemahnya ekonomi global dapat mengakibatkan kenaikan harga.
“Jangan pernah bermimpi harga pangan akan turun,” kata akademisi sekaligus pengamat ekonomi Hendri Saparini dalam Seminar Krisis Keuangan dan Pangan di Gedung Nusantara DPR Jakarta, Rabu (13/10).
Di Indonesia, krisis pangan bisa lebih parah daripada krisis keuangan (finansial). Jadi, Hendri menilai, tak tepat jika pemerintah merespon krisis eknomi Eropa dan Amerika dengan cara kebijakan finansial. "Sebab, sektor finansial hanya melibatkan 400 orang atau sekitar tujuh persen saja di Indonesia," katanya.
Sektor riil, katanya, perlu diselamatkan, seperti perdagangan dan pertanian dalam negeri melalui penciptaan lapangan kerja.