Rabu 21 Sep 2011 12:36 WIB

Hatta: Masalah ‘Cost Recovery’ dalam Investasi Migas akan Dibenahi

Rep: Ichsan Emrald Alamsy/ Red: Johar Arif
Hatta Rajasa
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Hatta Rajasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, menyatakan Pemerintah terbuka untuk membahas soal ‘cost recovery’, atau biaya pemulihan lingkungan, terkait ekplorasi dan eksploitasi kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) minyak dan gas. Persoalan ‘cost recovery’ ini akan dibenahi agar tidak menghambat iklim investasi.

‘’Cost recovery dibenahi, yang tumpang tindih juga dibenahi,’’ tutur Hatta usai membuka acara Asia Pacific Oil and Gas Conference and Exhibition di JCC, Selasa (20/9). Menurut Hatta, perlu ada iklim perekonomian yang mendukung untuk meningkatkan investasi di bidang bahan bakar minyak dan gas bumi.

Hatta mengatakan investasi di bidang bahan bakar minyak dan gas masih diperlukan, khususnya untuk meningkatkan produksi bahan bakar minyak dan gas bumi. Perlu peningkatan eksplorasi dan eksploitasi khusus di bidang ini agar pasokan bagi industri dalam negeri terjamin. Di sisi lain, impor bahan bakar minyak dan gas bumi bisa dikurangi. “Sedangkan investor perlu return on investment, kepastian hukum, dan iklim investasi yang baik. Ini tantangan kita,’’ tuturnya.

Menurut Hatta, pembenahan iklim investasi secara keseluruhan telah masuk dalam MP3EI (Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia). Pembenahan tersebut, menurut Hatta, mulai dari persoalan hukum, data dan aturan yang tumpang-tindih, hingga masalah lahan. ‘’Intinya semua yang menghambat akan kita lakukan perubahan,’’ ucapnya.

Mengenai peraturan Pemerintah Daerah (Pemda) yang kadangkala menghambat iklim investasi, saat ini pemerintah pusat melibatkan Pemda untuk mengurangi atau menghilangkan persoalan tersebut. Hatta mengatakan pemda kini merupakan bagian dari KP3EI (Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia).

Dengan berbagai pembenahan ini, kata Hatta, diharapkan target pemerintah untuk memenuhi produksi minyak dan gas bumi di atas delapan juta barel minyak ekuivalen per hari pada tahun 2025 tercapai. Saat ini produksi minyak dan gas bumi mencapai  2 hingga 2,5 juta barel ekuivalen per hari. Sedangkan minyak hanya 950 ribu barel per hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement