Selasa 20 Sep 2011 09:55 WIB

BI Guyur Pasar Uang 2,6 Miliar Dolar AS Untuk Jaga Rupiah

Bank Indonesia
Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Rentang rupiah terhadap dolar AS diperkirakan dapat mencapai Rp9.000 per dolar AS, apabila Bank Indonesia (BI) tidak berada di pasar menjaga pergerakan rupiah yang makin merosot.

BI memantau pergerakan rupiah agar tidak terpuruk mendekati Rp9.000 per dolar. Sejak rupiah merosot hingga di level Rp8.700 per dolar, BI kian lekat mengawasi pergerakan pasar, agar tekanan pasarnya bisa berkurang.

Namun aksi lepas itu masih terjadi sehingga rupiah merosot 65 poin menjadi Rp8.825 per dolar.

Analis PT First Asia Capital, Ifan Kurniawan di Jakarta, mengatakan, BI saat ini memiliki cadangan devisa sebesar 125 miliar dolar AS siap untuk masuk ke pasar lebih lanjut. Otoritas moneter itu sejak melakukan intervensi telah menghabiskan dana sebesar 2,6 miliar dolar dari total cadangan yang ada, katanya.

Menurut dia, rupiah yang terpuruk hingga mencapai Rp8.825 per dolar diperkirakan masih akan berlanjut. Karena kekhawatiran pelaku asing dengan kondisi global yang tak menentu berlanjut, sehingga mereka melepas mata uang lokal itu, ucapnya.

Kemerosotan rupiah itu, karena pelaku makin khawatir dengan ketidakpastian pasar global mengenai krisis utang di Eropa dan Amerika Serikat, ucapnya.

Menurut dia, rupiah merosot bukan disebabkan oleh faktor fundamental ekonomi nasional melainkan kekhawatiran atas krisis utang di Eropa dan di Amerika Serikat.

Apabila rupiah dapat menyentuh level Rp9.000 per dolar, maka mata uang lokal itu diperkirakan akan terus merosot jauh diatas level Rp9.000 per dolar.

Meski demikian, sejumlah analis optimis rupiah masih berpeluang untuk menguat, karena pelaku pasar asing akan

Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A Sarwono mengatakan nilai tukar rupiah akan segera kembali menguat setelah tekanan terhadap rupiah mereda dengan berbagai kebijakan yang dilakukan BI.

"Karena itu BI melakukan intervensi langsung, pembelian Surat Berharga Negara (SBN) baik secara bilateral operasi pasar terbuka (OPT) rupiah maupun lelang dengan menggunakan valuta asing," katanya.

Berbagai intervensi ke pasar keuangan yang dilakukan BI itu, lanjut dia telah meningkatkan kembali kepercayaan investor sehingga tekanan terhadap nilai tukar berkurang dan akan kembali ke trend penguatannya dalam waktu dekat ini.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement