REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Bank Indonesia mengingatkan bahwa rencana kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) sebesar sepuluh persen pada tahun depan bisa menyebabkan tekanan inflasi. Hal itu bisa membuat target inflasi pada 2012 sebesar 5,3 persen yang ditetapkan pemerintah bisa tak tercapai.
Hal itu disampaikan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Hartadi A Sarwono, dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR membahas asumsi makro RAPBN 2012 di Gedung DPR, Jakarta. Menurut dia, tekanan inflasi juga bisa terjadi apabila ada kenaikan harga BBM akibat pembatasan subsidi BBM.
"Kenaikan tarif listrik dapat membuat tekanan inflasi. Tapi, dalam jangka panjang, itu bisa menjadi efisiensi perekonomian," kata Hartadi.
Dengan kenaikan tarif listrik itu, BI memprediksi inflasi bisa melampaui lima persen. Meski demikian, kata dia, inflasi tahun depan secara umum masih terkendali.
BI justru memprediksi inflasi tahun depan lebih rendah dari target pemerintah. Hal itu karena tren penuran inflasi akan terus berlanjut. Hartadi mengatakan inflasi 2012 kemungkinan menyentuh level 4,9 persen atau berada di kisaran di bawah lima persen.