REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup, Gusti Muhammad Hatta, mengatakan bahwa pengembangan program bank sampah bisa menumbuhkan ekonomi kerakyatan, khususnya di tingkat rumah tangga.
"Peluncuran program bank sampah oleh Kementerian Lingkungan Hidup diharapkan bisa memunculkan perputaran nilai ekonomi," kata Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta di Yogyakarta, Senin (12/9).
Dia memberikan ilustrasi, bila dalam sebuah bank sampah perputaran nilai ekonomi berkisar sebesar Rp750 ribu sampai dengan Rp1 juta per bulan. Maka dalam satu tahun dapat dihasilkan minimal sebesar Rp9 juta.
Dia menjelaskan, bank sampah adalah salah satu strategi penerapan pemilahan dalam upaya pembatasan sampah yang merupakan bagian penting dalam pengelolaan sampah di tingkat masyarakat dengan pola insentif.
Pelaksanaan bank sampah pada prinsipnya adalah satu rekayasa sosial untuk mengajak masyarakat memilah sampah. "Melalui bank sampah, akhirnya ditemukan satu solusi inovatif untuk membiasakan masyarakat memilah sampah dengan menyamakan sampah serupa uang atau barang berharga yang dapat ditabung oleh masyarakat, terutama ibu rumah tangga dan anak-anak," katanya.
Pada akhirnya tambah Gusti, masyarakat akan terdidik untuk menghargai sampah sesuai jenis dan nilainya sehingga mereka mau memilah sampah dan membatasi timbunan sampah.
Target Kementerian Lingkungan Hidup sampai dengan tahun 2014 akan membantu daerah mengembangkan bank sampah di 250 kota di Indonesia dengan jumlah sebanyak 25 bank sampah setiap kotanya.
Dia juga memberi ilustrasi, dengan ikut memilah sampah maka seorang ibu rumah tangga dapat mempunyai penghasilan tambahan sampai dengan Rp350 ribu per bulan.
"Petugas bank sampah dapat memperoleh penghasilan tambahan antara Rp100 ribu sampai dengan Rp400 ribu katanya," katanya. Selain itu ia mengajak seluruh masyarakat untuk ikut aktif mengelola sampah sehingga akan mengurangi emisi gas rumah kaca.