REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menegaskan untuk jadi pengusaha sukses ada tiga kunci yang harus diperhatikan yaitu produk harus lebih baik, murah dan cepat.
Hal itu ditegaskan Jusuf Kalla dalam acara "Business Gathering Menggali Potensi dan Peluang Pembangunan Ekonomi Umat' dalam rangka Rapat Nasional Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Senin.
"Pengusaha kita tidak bisa cepat maju/berkembang karena tidak menguasai ketiga hal tersebut atau salah satunya tidak bisa dijalankan," katanya.
Modal bagi seorang pengusaha bukan persoalan utama. Modal sebenarnya bisa didapatkan lewat bank-bank pemerintah yang ada itu, karena di sana ada kredit permodalan dengan berbagai jenis baik untuk pengusaha besar maupun kecil.
"Untuk mendapatkan modal ini sebenarnya tidak perlu buat bank sendiri justru ini akan menambah biaya yang besar dan akhirnya aka membebani dalam menjalan usaha tersebut, kata Jusuf Kalla.
Indonesia sekarang ini masih minim jumlah pengusahanya, dan negara yang maju minimal memiliki dua persen pengusaha dari jumlah penduduk yang ada, kata Sutrisno Bachir mantan Ketua Partai Amanat Nasional (PAN).
Untuk memenuhi jumlah pengusaha ini sebenarnya bisa dilahirkan lewat pendidikan, dan sementara itu Muhammadiyah banyak memiliki lembaga pendidikan. "Saya berharap untuk lembaga pendidikan yang ada di Muhammadiyah juga bisa mendidik calon-calon pengusaha, karena ini sangat dibutuhkan," katanya.
"Muhammadiyah memang punya aset cukup besar yaitu mencapai Rp1 triliun lebih, tetapi ini kalau dibandingkan pengusaha nasional lainnya tidak seberapa. Maka disini perlu diciptakan kader-kader pengusaha yang andal," katanya.
Wali Kota Surakarta Joko Widodo dalam acara tersebut mengatakan dalam menggerakan ekonomi rakyat pemerintah pusat yang dipikir hanya yang besar-besar saja, sementara untuk yang kecil seperti pedagang kaki lima (PKL) banyak diabaikan.
Sektor PKL ini kalau dibina dengan baik juga bisa menjadi kekuatan ekonomi rakyat yang luar biasa, seperti yang dilakukan dalam pemindahan PKL Banjarsari Solo ke Pasar Klitikan Semanggi. Sampai sekarang sudah ada 4.300 PKL yang ditata dan diberikan tempat serta surat izin usaha. "Kami setiap tahun mentargetkan memberikan 3000 surat izin usaha untuk PKL", katanya.
Pemberian surat izin usaha ini diharapkan bisa menjadi salah satu persyaratan dalam jaminan permodalan, kata Joko Widodo. Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Erwin Aksa mengatakan dalam mengembangkan usaha memang tidak mudah dan perlu belajar terus-menerus.