REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah ingin lebih dulu mengetahui komitmen PT Pertamina (Persero) mengelola Blok West Madura sebelum ditunjuk sebagai pengeloa atau operator lapangan minyak di lepas pantai utara Jawa Timur tersebut.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Darwin Saleh di Jakarta, Jumat (15/4), mengatakan, pemerintah telah berketetapan akan mengedepankan peranan Pertamina dalam pengelolaan migas nasional.
"Keputusan kelanjutan pengelolaan Blok West Madura sudah hampir final. Tapi, saya ingin dapatkan dulu komitmen dari Pertamina, berapa (hak partisipasi) yang mereka kehendaki," katanya.
Darwin melanjutkan, pihaknya mendukung keinginan Pertamina menguasai hingga 100 persen hak partisipasi Blok West Madura. "Namun, keinginan saja tidak cukup, mesti ada kesanggupan," katanya.
Apalagi, tambahnya, kalau Pertamina tetap bisa mempertahankan atau meningkatkan produksi West Madura, sehingga berkontribusi besar pada pencapaian target produksi minyak, maka pemerintah akan memberi penilaian lebih.
Darwin juga mengatakan, dirinya mengembalikan kesanggupan Pertamina mengelola West Madura itu kepada Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita Legowo dan Komisaris Utama Pertamina Sugiharto
Sementara, Kepala Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), R Priyono, mengatakan, perubahan kepemilikan hak partisipasi West Madura tidak berhubungan dengan pengelolaan blok tersebut selanjutnya. Pemerintah, lanjutnya, akan memutuskan kelanjutan pengelolaan Blok West Madura dalam waktu dekat.
Ia juga mengatakan, perubahan kepemilikan hak partisipasi West Madura merupakan usulan operator, Kodeco Energy Co Ltd.
Sebelumnya, Pertamina menyatakan kesiapan menaikkan produksi minyak West Madura secara agresif hingga mencapai 30.000 barel per hari jika diberi kesempatan menjadi operator.
Saat ini, produksi Blok Madura yang dioperatori Kodeco hanya mencapai sekitar 14.000 barel per hari. Kontrak kerja sama Blok West Madura ditandatangani Pertamina dan Kodeco pada 7 Mei 1981.
Pada 7 Mei 2011 atau setelah 30 tahun, sesuai aturannya, kontrak kerja sama tersebut akan berakhir. Pertamina sudah menyatakan keinginannya melanjutkan pengelolaan blok tersebut.
Namun, menjelang berakhirnya kontrak tersebut, pemerintah menyetujui perubahan kepemilikan hak partisipasi West Madura melalui Surat Dirjen Migas yang mewakili Menteri ESDM, dengan Nomer 6989/13/DJM.E/2010 tertanggal 17 Maret 2011.
Sesuai surat tersebut, hak partisipasi West Madura yang dimiliki Kodeco dialihkan sebanyak 12,5 persen ke PT Sinergindo Citra Harapan dan CNOOC Madura Ltd ke Pure Link Investment Ltd juga 12,5 persen.
Dengan demikian, hak partisipasi West Madura yang sebelumnya dimiliki Pertamina 50 persen, Kodeco 25 persen, dan CNOOC 25 persen menjadi Pertamina 50 persen, Kodeco 12,5 persen, CNOOC 12,5 persen, Sinergindo 12,5 persen, dan Pure Link 12,5 persen.
Meski hanya memiliki 12,5 persen, Kodeco tetap menjadi operator di blok tersebut sampai ada keputusan pengelolaan selanjutnya.