REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia dan Indonesia dilaporkan segera menyetujui rincian teknis kontrak pengiriman jet tempur Sukhoi Su-35. Pengiriman Sukhoi ini merupakan wujud kerja sama militer antara Rusia dan Indonesia.
"Indonesia terus menjadi salah satu mitra dasar Rusia di kawasan Asia Pasifik, negosiasi pengiriman Sukhoi Su-35 ke Indonesia terus berlanjut. Yang terpenting kedua belah pihak bersedia menyelesaikan negosiasi dengan baik," ungkap Wakil Direktur Layanan Federal Rusia untuk Kerja Sama Militer danTeknik, Mikhail Petukhov, seperti dilaporkan laman kantor berita Rusia, Selasa (6/2).
Menurut Petukhov, para ahli dari kedua belah pihak akan segera menyetujui aspek teknis yang terpisah. "Saya ingin mencatat bahwa semua persyaratan perundang-undangan Indonesia telah diperhitungkan dan akan dipatuhi oleh pihak Rusia," ujarnya.
Seorang sumber di operasi militer dan teknis Rusia menyebutkan bahwa pada akhir Januari lalu, perwakilan Rusia telah berkunjung ke Indonesia untuk membahas persyaratan kontrak pengiriman pesawat Su-35. Namun, belum ada kesepakatan yang ditandatangani setelah kunjungan tersebut.
Sebelumnya dilaporkan bahwa Indonesia berencana membeli 10 pesawat tempur multiguna Sukhoi Su-35 untuk mengganti pesawat Tiger F-5 buatan Amerika Serikat yang telah beroperasi sejak 1980. Kemudian, perusahaan hi-tech Rusia Rostec melaporkan bahwa Indonesia telah menerima sebuah penawaran komersial untuk 11 pesawat Su-35.
Sukhoi Su-35 (kode NATO: Flanker-E) adalah pesawat tempur multiperan, kelas berat, dan memiliki daya jelajah tinggi. Pesawat ini merupakan hasil pengembangan atau pemutakhiran dari jet Sukhoi Su-27. Adapu ntujuan pengembangan ini adalah untuk menandingi F-15 Eagle dan F-16 Fighting Falcon. Karena kesamaan fitur dan komponen yang dimilikinya, Su-35 dianggap sebagai sepupu dekat Sukhoi Su-30 MKI, sebuah varian sukhoi yang diproduksi untuk India.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
