REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah Indonesia bersiap untuk menawarkan obligasi di pasar internasional atau global bond sebagai bagian dari pembiayaan defisit anggaran kepada tiga negara yaitu Swiss, Inggris dan Amerika Serikat (AS). "Pemerintahnya sudah pasti, dari situ tidak ada masalah, karena kita harus lihat dulu kondisi pasarnya. Secara umum mereka melihat sangat positif dengan kondisi Indonesia," ujar Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Senin.
Ia menjelaskan, setelah dilakukan roadshow, tiga negara tersebut juga memberikan perhatian terhadap kemampuan Indonesia menghadapi laju inflasi serta menjaga ketahanan anggaran nasional. "Kita mengupdate mengenai financing plan kita untuk tahun depan. Challenge-nya mungkin lebih mengenai inflasi yang saat ini sedang dibahas. Terus mengenai sustainbility daripada anggaran. Tapi keseluruhan, positif mereka siap untuk masuk," ujarnya.
Penerbitan global bond tersebut, juga akan mengikuti rencana pembiayaan yang telah ditetapkan dalam APBN 2011 serta mendukung penerbitan Surat Berharga Negara. "Sesuai dengan plan 2011 ini yang ada di APBN. Sudah ada yang dikeluarkan domestik. Untuk yang ke depan juga fokusnya ke domestik. Nah ini untuk menutupi itu," ujarnya.
Bambang memastikan rencana penerbitan global bond ini tak akan bersaing dengan rencana Jepang untuk meningkatkan utang dalam merehabilitasi negaranya pasca bencana alam gempa bumi dan tsunami. "Kalau Jepang saya yakin mereka bisa self finance (membiayai sendiri). Yang sekarang dilihat adalah kondisi pasar yang masih bergerak mengikuti Jepang. Karena itu roadshow kita sifatnya non deal, dan belum mengambil keputusan apa-apa," ujarnya.
Menurut dia, rencana penerbitan obligasi ini akan memiliki tenor jangka panjang karena mayoritas investor lebih menyukai tenor dengan jangka waktu tersebut. Apalagi, saat ini potensi pasar penerbitan surat utang global ini lebih menjanjikan dan relatif baik dari sisi permintaan pasar.
"Potensi pasarnya besar. Saya yakin itu, semua melihat performance Indonesia cukup bagus. Kemudian dibandingkan (penawaran) pesaing yang relatif menawarkan pada waktu yang sama, juga relatif kita lebih bagus kalau dilihat dari sisi demand, kita tidak ada masalah. Tinggal sekarang kita lihat dari pasar secara umum bagaimana," ujarnya.
Namun, Bambang belum menyebutkan berapa jumlah target indikatif yang ingin dicapai dari penerbitan ini, selain itu hal tersebut juga merupakan kewenangan Dirjen Pengelolaan Utang. "Belum tahu. Itu otoritas Pak Rahmat (Dirjen Pengelolaan Utang). Saya tidak mau mendahului beliau," ujarnya.
Sebelumnya, pemerintah telah menunjuk tiga sekuritas yaitu JP Morgan, Deutsche Bank, dan UBS untuk menjajakan global bond yang diperkirakan akan terbit pada semester I-2011.