Selasa 08 Mar 2011 20:01 WIB

Defisit Anggaran Bisa Bertambah Rp17 Triliun

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Keuangan, Agus Martowardojo, mengatakan, defisit anggaran bisa bertambah hingga Rp17 triliun apabila harga minyak dunia terus melambung tinggi. Namun pemerintah berkomitmen tetap mempertahankan di bawah angka dua persen.

"Secara umum walaupun kita lakukan kajian terhadap perubahan-perubahan itu, di APBN ada tambahan Rp10 triliun sampai dengan Rp17 triliun defisit. Tapi tidak membuat APBN kita itu defisitnya lebih dari dua persen," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Selasa (8/3).

Ia mengatakan, pemerintah terus mewaspadai fluktuasi harga minyak dan telah membuat analisis simulasi apabila harga minyak mengalami kenaikan tinggi. Simulasi tersebut, lanjut dia, memperhitungkan kenaikan harga minyak mulai dari 90 dolar AS hingga 100 dolar AS sebagai asumsi ICP selama setahun dalam APBN.

Sebagai hasil simulasi, pemerintah menyakini bahwa penambahan defisit masih dapat dipertahankan tidak melebihi angka dua persen. "Kita akan melakukan simulasi, kita waspadai seandainya ICP naik menjadi 90 dolar AS. Dalam 12 bulan terakhir ICP pada kisaran 86 dolar AS. Kalau naik sampai dengan 90 atau 95 dolar, 100 dolar AS, kita sudah analisa. Itu kondisi fiskal kita, masih tidak akan melebihi dua persen," ujarnya.

Ia juga menjelaskan pemerintah juga telah melakukan simulasi terkait asumsi makro lain dalam APBN 2011 sebagai bagian dari antisipasi menahan gejolak harga minyak dunia.

Namun, Menkeu memastikan pemerintah belum berencana melakukan penyesuaian dalam APBN Perubahan dan penyesuaian terhadap harga bahan bakar minyak (BBM). Ia mengatakan, perubahan dalam APBN akan dilakukan apabila benar-benar diperlukan dan untuk saat ini pemerintah akan tetap menjaga anggaran tetap kredibel dan realistis.

Saat ini, Badan Anggaran DPR dan pemerintah masih menetapkan defisit anggaran tahun 2011 sebesar 1,8 persen dari PDB atau sebesar Rp124,66 triliun.

Sementara itu asumsi dasar yang disepakati dalam APBN 2011 untuk pertumbuhan ekonomi sebesar 6,4 persen, laju inflasi 5,3 persen, kurs Rp9.250 per dolar AS, suku bunga SBI tiga bulan 6,5 persen, harga minyak 80 dolar AS per barel, lifting minyak 970 ribu barel per hari, dan PDB Rp7.019 triliun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement