Kamis 03 Mar 2011 06:22 WIB

Harga Minyak Melonjak Dipicu Bentrokan di Libya

REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK--Harga minyak mentah melesat tinggi pada Rabu waktu setempat, karena bentrokan kekerasan di antara pasukan pemimpin Libya Moamer Kadhafi dan oposisi memicu kekhawatiran tentang pasokan minyak bumi. Kontrak berjangka minyak mentah light sweet untuk pengiriman April menetap di 102,23 dolar AS di New York Mercantile Exchange, naik tajam 2,60 dolar AS dari penutupan Selasa.

Kontrak berjangka West Texas Intermediate (WTI) melonjak menuju puncak minggu lalu di atas 103 dolar AS, level yang terakhir terlihat pada 2008. Dalam dua hari perdagangan, kontrak telah naik 5,23 dolar AS. Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April naik 93 sen menjadi 116,35 dolar AS per barel. "Pasar sangat gugup dan harga terus naik," kata Tom Bentz dari BNP Paribas.

Situasi di Libya meningkat semakin tegang, dengan Kadhafi yang diserang memperingatkan bahwa ribuan akan mati jika campur tangan Barat untuk mendukung pemberontakan melawan dia, karena pemberontak kembali mendapat serangan oleh pasukannya di sebuah kota timur. Pasar minyak terutama terkesima oleh serangan terhadap pelabuhan minyak strategis di timur Brega, lokasi utama operasi perminyakan.

Badan Energi Internasional Rabu mengatakan bahwa lebih dari setengah produksi minyak Libya tidak ke pasar internasional di tengah pemberontakan. IEA merevisi naik estimasinya dari penutupan minyak di Libya, menjadi antara 850.000 hingga satu juta barel per hari, dari produksi total 1,6 juta barel per hari.

Beberapa perusahaan minyak asing telah menutup operasi di tengah kerusuhan. IEA, lembaga berbasis di Paris yang mewakili negara-negara konsumen minyak, mengatakan bahwa informasi yang diterima dari kilang Eropa menunjukkan bahwa ada cadangan yang cukup sampai akhir Maret.

Tetapi beberapa analis menunjukkan bahwa kualitas minyak dari Arab Saudi, produsen minyak terbesar di dunia, berbeda dari minyak Libya, yang dapat menimbulkan masalah bagi penyuling. "Minyak light Saudi memiliki sekitar 1,0-1,5 persen belerang di dalamnya dan minyak Libya antara 0,0-0,5 persen belerang, sehingga sangat istimewa, minyak mentah dengan belerang sangat rendah pergi di kilang yang telah menggunakan minyak Libya," kata Adam Sieminsky dari Deutsche Bank. "Negara yang memiliki minyak terdekat dalam kualitas itu adalah Nigeria," tambahnya.

Pedagang juga mencerna laporan mingguan terakhir cadangan AS, yang menunjukkan stok minyak mentah tiba-tiba jatuh setelah serangkaian kenaikan yang mengangkat pertanyaan tentang melemahnya permintaan di negarakonsumen minyak terbesar di dunia itu.

Departemen Energi AS mengatakan cadangan minyak mentah turun 400.000 barel menjadi 346,4 juta barel dalam pekan yang berakhir 25 Februari. Cadangan bensin dan sulingan juga turun, namun cadangan di terminal Cushing, Oklahoma, depot minyak terbesar di negara itu yang hampir penuh, naik 1,2 juta barel menjadi 38,6 juta.

sumber : antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement