Rabu 02 Mar 2011 16:45 WIB

BATAN: Daya Hidup Tinggi, Sorgum Alternatif Bagus di Lahan Kering

Sorghum
Sorghum

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Lahan kritis nasional yang mencapai 30 juta hektare lebih baik bila ditanami sorgum. Saran dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) diberikan, karena sorgum bisa menjadi alternatif pengganti beras yang sangat toleran di lahan kering, masam, dan berkadar garam tinggi.

"Kami sudah uji di sejumlah daerah, antara lain di Lampung yang lahannya asam, atau di Gunung Kidul yang lahannya kering," kata Pakar Sorgum Batan Prof Dr Soeranto Human di sela seminar 'Sorghum, Technology Development from Research to Industry" di Jakarta, Rabu (2/3).

Selain tak memerlukan sistem irigasi, kelebihan sorgum dibandingkan dengan pangan beras adalah gizinya lebih tinggi, antara lain kadar protein yang mencapai 11 persen dibandingkan dengan beras, 6,58 persen.

Tidak hanya itu, sorgum juga mengandung kadar kalsium 28 persen (beras 4-5 persen), mengandung vitamin B1 dan nutrisi lain. Batang dan daun sorgum juga potensial untuk pakan ternak yang lebih baik dari jenis pakan lain seperti rumput gajah, karena kandungan proteinnya yang tinggi.

Tanaman yang di Jawa dikenal sebagai "cantel" ini, ujar dia, memang belum populer dan hanya ditanam petani secara sporadis di sela-sela tanaman. Saat ini, Batan juga sedang dalam proses pengajuan galur sorgum baru ZH 30 hasil iradiasi yang akan diberi nama Pahat ke Kementerian Pertanian untuk disertifikasi sebagai varietas unggul.

Kelebihan ZH 30 dibandingkan dengan sorgum biasa adalah pada masa tanam lebih pendek yakni 95 hari dari biasanya, 120 hari. Produksi pun lebih tinggi yakni 5-6 ton per ha dari rata-rata nasional 1,43 ton per ha serta lebih tahan rebah karena tanaman lebih pendek.

"Selain itu, sorgum ZH 30 ini bisa menurunkan kolesterol dan kadar gula dalam darah," katanya. Ia menambahkan bahwa untuk mendapatkan sertifikasi Kementan hingga dilepas kepada petani diperlukan waktu 4-5 tahun.

Pada 2025 penduduk Indonesia diprediksi akan berjumlah 300 juta jiwa dengan demikian dibutuhkan 66 juta ton gabah kering giling (GKG). Sementara produk beras nasional 2010 baru 63 juta ton GKG.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement