Jumat 12 Jun 2020 19:22 WIB

Petani Lokal Wondama Mulai Kembangkan Padi Gogo

Petani mulai mengembangkan pada gogo untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan kering

Padi gogo, (ilustrasi). Petani Papua Barat kembangkan padi gogo untuk mengoptimalkan lahan kering.
Foto: Kementan
Padi gogo, (ilustrasi). Petani Papua Barat kembangkan padi gogo untuk mengoptimalkan lahan kering.

REPUBLIKA.CO.ID, TELUK WONDAMA -- Petani lokal di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, mulai mengembangkan padi gogo atau inbrida padi gogo (inpago) untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan kering di daerah tersebut.

Penanaman perdana dilakukan Bupati Bernadus Imburi di Kampung Webi Distrik Rasiei pada Jumat (12/6). Warga setempat menyiapkan lahan seluas satu hektare khusus untuk pengembangan padi ladang jenis Inpago 8 dan Inpago 9.

Bupati mengaku senang sekaligus bangga karena pelaku pengembangan padi ladang di Kampung Webi adalah petani lokal setempat. “Saya senang sekali karena bukan orang Jawa tapi ini orang Wondama. Tanam padi ini beda, tidak sama seperti tanam keladi atau pisang. Orang tanam padi itu harus sabar dan setia, tiap hari harus datang ke kebun urus terus. Saya senang karena sekarang orang Wondama bisa bukan orang Jawa, orang Bali, orang Manado tapi orang Wondama sendiri,“ kata Imburi saat memberikan sambutan.

Bupati mengapresiasi inisiatif kelompok tani Kurimariei Kampung Webi yang mau membuka lahan untuk pengembangan padi ladang meski di tengah pandemi virus corona atau Covid-19. Hal itu juga membuktikan masyarakat tetap bisa produktif meski sedang menghadapi terpaan wabah Covid-19.

“Virus ini bikin kita semua takut tapi tidak berarti kita di dalam rumah terus. Yang mau mancing, mancing, mau tanam, tanam. Jangan sampai kita tinggal di rumah terus lalu kita tidak bisa makan. Tetap bekerja seperti biasa tapi ikuti protokol kesehatan, pakai masker, cuci tangan dan jangan ada kerumunan,“ ujar orang nomor satu Wondama itu.

Bupati berharap apa yang dilakukan petani kampung Webi juga diikuti warga di wilayah lainnya sehingga ketahanan pangan di Wondama terutama di tengah pandemi Covid-19 ini bisa terjaga. “Kalau semua mau manfaatkan pekarangan dengan baik maka kita di Wondama tidak kesulitan memenuhi stok pangan lokal kita, “ ucap Imburi.

Erkianus Mbari, petani sekaligus pemilik lahan menuturkan dirinya sudah pernah menanam padi ladang beberapa tahun lalu di atas lahan yang sama namun dengan varietas yang berbeda. Diapun tertarik menanam kembali karena saat ini bibit yang ditanam merupakan varietas baru yang diyakininya akan mendatangkan hasil yang bagus.

“Dari benih ini dia sudah bagus bisa kelihatan (hasilnya akan bagus). Dulu pernah tanam, saya senang tanam lagi jadi sudah kerja rapi-rapi begini jadi mau bisa seperti petani-petani di luar sana,“ ucap Mbari.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Tedy Lekitoo pada kesempatan itu memaparkan, pengembangan padi ladang di kampung Webi merupakan bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan di Wondama.

Tedi menyebut di tahun ini lewat Dana Otsus pihaknya mengalokasikan pembukaan lahan seluas enam hektare untuk pengembangkan komoditi padi ladang, padi sawah dan ubi jalar dan ubi kayu. Di kampung Webi sendiri selain padi ladang juga telah dipersiapkan satu hektare lahan untuk ubi jalar varietas ungu dan Papua Salosa.

Sementara untuk padi sawah yang dikembangkan adalah varietas IR-64 yang berlokasi di Warayaru, Distrik Teluk Duairi. “Per hektare itu kita berikan Rp 5 juta untuk kelompok tani untuk buka lahan, total ada 6 hektare yang kita buka untuk padi ladang, padi sawah, ubi jalar juga ubi kayu,“ jelas Tedy.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement