REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Deddy Saleh tidak terlalu mempermasalahkan peningkatan impor beras hingga 1,7 juta ton asal penambahan itu dipergunakan untuk menjaga stok pangan.
"Iya, itu hanya untuk menjaga stok saja, itu nggak masalah menurut saya, kalau cuma 1,7 juta ton," ujarnya, di Kantor Kementrian Perdagangan, Senin (21/2).
Sebelumnya Bulog melansir proyeksi Departemen Pertanian AS (USDA/United States Department of Agriculture) bahwa Indonesia di tahun 2011 akan mengimpor 1,75 juta ton beras atau naik 800 ribu ton dari tahun sebelumnya. Angka ini juga meningkat dari target impor pemerintah tahun ini 1,5 juta ton.
Sebetulnya, kata Deddy impor 1,7 juta ton ini hanya beberapa persen dari total kebutuhan. Sementara lima persen dari total kebutuhan itu masih dapat dikatakan swasembada. "Jad 95 persen bisa dipenuhi dari dalam negeri, artinya ketahanannya itu masih bisa,"jelasnya.
Berdasarkan data Kementrian Pertanian total kebutuhan beras pada 2011 diperkirakan mencapai 33,424 juta ton. Dengan peningkatan menjadi 1,75 juta ton maka persentase impor menjadi 5,23 persen.