Kamis 17 Feb 2011 20:30 WIB

Kemenkeu: Aliran Modal Masuk 960 Juta Miliar Dolar

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pelaksana tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro memprediksi arus modal asing masuk (capital inflow) ke negara-negara emerging market termasuk Indonesia meningkat hingga 960 miliar dolar AS pada 2011. "Peningkatan arus modal yang masuk didukung kondisi fundamental perekonomian emerging market, investor portofolio jangka panjang dan likuiditas global yang melimpah," ujarnya saat pemaparan di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan, angka perkiraan tersebut meningkat dari sebelumnya 833 miliar dolar AS dan aliran modal tersebut diharapkan dapat menjadi sumber dana murah bagi pemerintah dan perusahaan yang akan ekspansi pada 2011 untuk menghadapi pertumbuhan konsumsi dan meningkatkan permintaan.

Namun, di tengah semakin membaiknya kondisi perekonomian dunia, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi seperti kenaikan harga pangan dan peningkatan harga minyak dunia yang diperkirakan akan memicu inflasi. "Untuk 2011, gangguan iklim membuat kita harap-harap cemas. FAO indeks pangan sudah lebih tinggi dari 2008 mencapai 214,8, tetapi harga minyak relatif aman," ujarnya.

Menurut dia, pada pertengahan Februari 2011 rupiah mengalami depresiasi terhadap dollar AS dan bursa saham domestik maupun regional mengalami pelemahan yang diakibatkan tekanan inflasi. Sementara, ia menambahkan, China merupakan salah satu negara yang mengalami gejala overheating, dengan pertumbuhan mencapai 9 persen dan laju inflasi positif 5 persen.

Sedangkan Indonesia, pada Januari sudah mengalami inflasi yoy sebesar 7,02 persen, nomor dua tertinggi di Asia Tenggara setelah Vietnam yang mencapai 11,75 persen dan di atas Singapura 4,9 persen, Filipina 3,54 persen, Thailand 3,03 persen, dan Malaysia 2,21 persen.

Saat ini laju inflasi di negara maju seperti China tercatat sebesar 2,65 persen, Uni Eropa 2,2 persen, USA 1,5 persen, Jerman 1,67 persen, dan Jepang 0 persen. Secara keseluruhan perekonomian dunia 2011 menunjukkan kecenderungan positif dengan pertumbuhan mencapai 4,4 persen yang dipimpin oleh negara-negara emerging market.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement