REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan Menteri Keuangan (Menkeu) terpilih Purbaya Yudhi Sadewa yang menggantikan Sri Mulyani relatif akan diterima pasar.
“Pergantian Menteri Keuangan ini dari sisi respons pasar kemungkinan nama baru yang dipilih Presiden akan relatif diterima pasar,” ujarnya di Jakarta, Senin (8/9/2025).
Purbaya yang sebelumnya menjabat Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dilantik sebagai Menkeu berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 86/P Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Menteri dan Wakil Menteri Negara Kabinet Merah Putih Periode 2024–2029. Penetapan Purbaya sebagai Menkeu dilakukan pada 8 September 2025.
Sebelum dipercaya memimpin Kementerian Keuangan, ia menjabat Ketua Dewan Komisioner LPS sejak 3 September 2020 melalui Keputusan Presiden RI Nomor 58/M Tahun 2020.
“Secara umum, meskipun ini (pergantian Menkeu) tetap memberi kejutan ke market, namun sebenarnya Pak Purbaya juga bukan orang baru di kalangan investor. Jadi, beliau juga sudah cukup dikenal para pelaku pasar modal dan pasar uang,” ungkap Eko.
Menurut Eko, persoalan yang lebih menantang dibanding melihat respons pasar adalah upaya menjawab kinerja kebijakan fiskal dalam jangka menengah. Hal ini disebabkan adanya tekanan defisit yang melebar, penerimaan negara menyusut, dan jatuh tempo utang besar pada tahun ini maupun 2026.
“Di sisi lain, postur anggaran tahun depan terlihat masih timpang antarsektor,” katanya.
Diketahui, Purbaya pernah menjabat Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (2018–2020).
Ia juga pernah menjadi Staf Khusus Bidang Ekonomi di berbagai kementerian, antara lain di Kemenko Maritim (2016–2018), Kemenko Politik, Hukum, dan Keamanan (2015–2016), serta Kemenko Perekonomian (2010–2014). Selain itu, ia sempat menjadi Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis di Kantor Staf Presiden (2015).
Di luar jabatan struktural, Purbaya pernah menjadi anggota Komite Ekonomi Nasional (2010–2014) dan Anggota Indonesia Economic Forum (2015–sekarang).
Sebelum terjun ke pemerintahan, Purbaya memulai karier profesional sebagai Field Engineer di Schlumberger Overseas SA pada 1989–1994. Namanya kemudian dikenal luas di kalangan analis ekonomi saat bergabung dengan Danareksa Research Institute sebagai Senior Economist (2000–2005).
Ia meniti karier hingga dipercaya sebagai Chief Economist Danareksa Research Institute (2005–2013), Direktur Utama PT Danareksa Securities (2006–2008), dan Anggota Dewan Direksi PT Danareksa (Persero) (2013–2015).