Kamis 10 Feb 2011 15:12 WIB

Wow...Pebisnis Wanita Sokong 70 Persen Ekonomi Dunia

Pengrajin batik dari Solo
Foto: ant
Pengrajin batik dari Solo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pebisnis wanita menyumbang lebih dari 70 persen ekonomi dunia dan 93 persen dari Produk Domestik Bruto atau GDP, demikian laporan The Global Entrepreneurship Monitor (GEM) tahun 2007. "Wanita dapat menjadi wirausahawati yang sukses dengan mulai mencari peluang dari lingkungan terdekat di sekitar rumah. Cari masalah yang ada dan jadikan itu sebagai peluang untuk berbisnis," kata Founder dan OCC PT iCOACH Illuminasi, Tom MC Ifle, di Jakarta, Kamis.

Dalam seminar yang diadakan oleh Ikatan Keluarga Karyawan ANTARA (IKKA), Tom menjelaskan bahwa menjadi seorang wirausaha haruslah dimulai dari bawah, karena tidak ada jalan pintas untuk menjadi sukses. Cara utama untuk memulai bisnis adalah menciptakan sebanyak-banyaknya ide brilian yang muncul dari masalah yang terjadi di lingkungan sekitar, lalu menjadikan itu sebagai peluang bisnis untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Sekitar 100 jenis pekerjaan yang bisa dilakukan dari rumah dapat dijadikan sebagai peluang bisnis wanita untuk berwirausaha. Kendala utama saat ini adalah calon wirausaha biasanya bermasalah dengan modal usaha, investasi, dan tenaga kerja.

Dia mengatakan bahwa Pemerintah dan lembaga masyarakat juga turut memberikan wadah kepada para calon pengusaha demi pengembangan dunia bisnis di Indonesia. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menyediakan segala sarana yang mendukung pengembangan kewirausahaan, khususnya wanita, yang bertujuan membantu suami untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

Melalui Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), masyarakat akan mendapat jasa pelayanan berupa konsultasi mengenai kewirausahaan, pencarian mitra usaha, bimbingan modal usaha, hingga penyediaan tenaga kerja.

Tom lebih lanjut mengatakan bahwa 80 persen bisnis kecil gagal sebelum menginjak tahun kelima, karena para wirausaha sering melakukan kesalahan fatal yang mendasar.

Kegagalan sering terjadi dikarenakan banyak wirausaha selalu menunda setiap ada kesempatan, tidak tahu aturan, dan merasa ingin selalu cepat sukses.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement