REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Produksi cabai-cabaian menurun 40 persen di akhir 2010. Sehingga, harga cabai rawit di tingkat petani melonjak sampai Rp 40 ribu per kilogram. Akibatnya, cabai rawit menyumbang 0,11 persen inflasi Januari sementara cabai merah 0,07 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Rusman Heriawan, mengatakan, kesimpulan mengenai penurunan produksi itu mereka dapatkan dari pemetaan lapangan di empat kabupaten: Brebes, Majalengka, Garut, dan Tuban. Dari pemetaan itu diperoleh kesimpulan bahwa produksi cabai-cabaian menurun drastis sepanjang 2010, terutama di akhir tahun.
Menurut Rusman, penurunan produksi disebabkan dua hal. Pertama, petani kapok dengan kondisi harga yang sempat anjlok di periode yang sama tahun sebelumnya. Saat itu, harga di tingkat petani hanya Rp 3.000-4.000 per kilogram. "Padahal break even point cabai itu Rp 7.000-8.000," katanya dalam jumpa pers, Selasa (1/2).
Kondisi harga yang tidak menguntungkan itu, kata dia, menyebabkan petani malas bertanam cabai. Selain itu, petani tidak memiliki modal yang cukup untuk mulai bertanam cabai lagi karena perolehan panen yang minim tadi. "Hasil penjualan tidak membentuk akumulasi modal, ada pengurangan lahan pertanian," ucapnya.