REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK--Harga minyak melonjak ke tertinggi baru dua tahun pada Rabu, karena para pedagang bereaksi terhadap berita tentang jatuhnya cadangan minyak mentah di Amerika Serikat. Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk penyerahan Februari, mencapai 90,80 dolar per barel, level tertinggi sejak Oktober 2008, sebelum mundur kembali sedikit ke 90,48 dolar, atau 66 sen naik dari penutupan Selasa.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Februari, melompat ke 93,94 dolar per barel -- tingkat tertinggi sejak Oktober 2008. Brent kemudian berdiri di 93,65 dolar, naik 45 sen dari Selasa.
Departemen Energi AS (DoE) Rabu mengumumkan bahwa persediaan minyak mentah AS menukik sebesar 5,3 juta barel dalam seminggu hingga 17 Desember. Itu sudah lebih dari dua kali lipat ekspektasi pasar untuk turun 2,3 juta barel dan menunjukkan penguatan permintaan energi di ekonomi terbesar dunia.
Cadangan bensin naik 2,4 juta barel, DoE menambahkan. Itu lebih besar dari ekspektasi pasar untuk kenaikan sebesar 900.000 barel. Sebelum berita pada Rabu, harga minyak sudah diperdagangkan pada puncak dua tahun didukung cuaca dingin di belahan bumi utara, dolar yang lemah dan permintaan energi bullish di Cina, kata analis.
"Cuaca dingin berkepanjangan di Eropa dan timur laut Amerika Serikat masih mendukung," kata analis komoditas VTB Capital, Andrey Kryuchenkov. Cuaca beku di seluruh Eropa dan timur laut negara bagian AS -- yang peramal katakan akan bertahan hingga akhir tahun -- mengangkat harga karena permintaan untuk minyak pemanas meningkat.
"Harga minyak tetap didukung cuaca dingin dan indikasi permintaan yang kuat, dengan permintaan minyak China, bersama dengan bensin, solar dan permintaan bahan bakar jet, melonjak ke rekor tertinggi pada November," kata Barclays Capital dalam sebuah laporan.
Data konsumsi minyak China untuk November yang dirilis Selasa datang di "sebuah rekor tinggi 9,33 juta barel per hari (mdb)," catat laporan Barclays Capital. Tingkat itu adalah "sebuah kenaikan fenomenal 1,145 mbd (14 persen) tahun-ke-tahun, laju pertumbuhan tahun-ke-tahun terkuat sejak Februari tahun ini," katanya. "Kuartal keempat telah melihat percepatan pertumbuhan permintaan minyak Cina sekali lagi."