Jumat 10 Dec 2010 00:14 WIB

2011, BMT Diperkirakan Tumbuh 45%

Rep: Yogie Respati/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-–Baitul Maal wat Tamwil (BMT) diperkirakan akan tetap mengalami pertumbuhan eksponensial tahun depan. Pemahaman masyarakat terhadap keuangan syariah yang semakin tinggi dinilai menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan.

CEO Permodalan BMT Ventura, Saat Suharto, mengatakan perkembangan rata-rata BMT tahun ini yang tumbuh antara 35 sampai 40 persen akan terus berlanjut pada tahun depan. "Pada 2011 secara umum pertumbuhan BMT masih akan mengalami pertumbuhan eksponensial, bahkan kami harapkan pertumbuhan rata-rata BMT akan dapat mencapai 40 sampai 45 persen sehingga dapat melayani sekitar 1,1 juta pengusaha mikro," kata Saat, Kamis (9/12).

Ia menambahkan meski pada 2011 ada ancaman akibat gagal panen pada beberapa produk pertanian dan kemungkinan pengempisan bubble ekonomi, menurutnya industri mikro masih akan tetap bergerak sesuai dengan kemampuan belanja masyarakat.

"Masyarakat yang masih membutuhkan layanan sangat banyak yang belum tersentuh layanan lembaga keuangan, maka ekspektasi pertumbuhan tersebut kami rasa masih cukup rasional," ujar Saat.

Menurut Saat, pertumbuhan BMT yang tinggi pada tahun depan setidaknya di pengaruhi oleh empat faktor, yaitu kesadaran syariah masyarakat yang makin meningkat, kepercayaan masyarakat yang makin tinggi dan pemberitaan yang semakin luas, tertatanya lembaga-lembaga Mezzo yang membuat regulasi bagi BMT dan melakukan pengawasan dan pelatihan, serta kepercayaan lembaga perbankan dan pemerintah untuk melakukan linkage program.

"Pertumbuhan BMT yang sangat tinggi untuk industri keuangan ini dapat dipahami karena memang ini fase pertumbuhan eksponensial dimana pemahaman masyarakat yang makin tinggi terhadap keuangan syariah. Di sisi lain pembenahan-pembenahan internal pada lembaga BMT makin intensif pula kami lakukan sehingga kami dapat menjaga dan merawat kepercayaan masyarakat," papar Saat.

Ia mengakui pada tahun depan masih terdapat sejumlah tantangan utama pengembangan BMT, seperti kebutuhan sumber daya manusia dan persaingan di microbanking yang kian ketat sejalan dengan banyaknya perbankan besar yang masuk ke mikro.

Saat menuturkan selain peningkatan skill karyawan baru serta karyawan lama yang masih menjadi tantangan, pada 2011 kebutuhan SDM BMT mencapai sekitar 700 karyawan baru pada keseluruhan anggota Perhimpunan BMT Indonesia.

Di lain pihak, lanjutnya, persaingan di mikrobanking dengan pembiayaan Rp 50 juta ke atas yang semakin tinggi dengan banyaknya perbankan besar, baik modal dalam negeri maupun milik asing yang masuk ke mikro dapat menyebabkan over suplai kebutuhan pada jangka waktu tertentu.

"Namun pembiayaan pada level microfinance, Rp 50 juta kebawah belum banyak lembaga yang memberikan pembiayaan, nah dengan jaringan eksisting ditambah jaringan baru kami ingin fokus pada pembiayaan di level ini," tandas Saat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement