Jumat 03 Dec 2010 05:43 WIB

Pengusaha Gula Minta Impor Segera Direalisasikan

Rep: Shally Pristine / Red: Budi Raharjo
Gula impor
Foto: Antara
Gula impor

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Asosiasi Pengusaha Gula dan Tepung Terigu (Apegti) berpendapat, BUMN yang mendapat kuota impor gula harus segera merealisasikan pembelian. Mengingat, produksi gula di seluruh dunia terganggu sehingga tidak ada jaminan harga akan turun di awal tahun depan.

Ketua Umum Apegti, Natsir Mansyur, mengatakan hal ini merupakan hal yang selalu terulang setiap tahun. Karenanya, semua pihak hendaknya belajar dari pengalaman dan mengimpor gula begitu izin dikeluarkan pada September ketika harga dunia berkisar 530 dolar AS per ton. Saat ini, harga gula berkisar 850 dolar AS per ton. "Lebih baik ada gula tetapi mahal daripada tidak ada gula," katanya kepada Republika lewat telepon, Kamis (2/12).

Bila importir membeli gula di saat level harga masih 530 dolar AS per ton, Natsir menghitung, harga eceran ke konsumen bisa berkisar Rp 7.500 per kilogram. Dengan level harga saat ini, setidaknya konsumen harus membayar Rp 11.500 per ton. Dia pun ragu harga gula dunia akan turun setelah beberapa negara produsen memasuki musim giling karena komoditas manis ini sedang amat diminati dan dicari banyak pihak. "Mimpi kali, harga gula bisa turun," katanya berkelakar.

Menanggapi perkiraan neraca gula di akhir tahun sekitar 800 ribu ton, dia melihat, setidaknya harus ada cadangan 1,2 juta ton untuk menjaga pasokan tetap aman hingga pertengahan tahun. Karena, ketidak pastian iklim membuat mulainya musim giling di dalam negeri pun dapat bergeser.  Sehingga, impor gula sebesar 450 ribu ton perlu dilakukan untuk menjaga keseimbangan neraca.

"Penugasan yang diberikan pemerintah ya harus dijalankan, ini (harga tinggi) risiko kebijakan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement