Rabu 01 Dec 2010 04:08 WIB

Anomali Cuaca dan Keterlambatan Impor Membuat Harga Beras Naik

Rep: Yogie Respati/ Red: Budi Raharjo
Ilustrasi
Foto: Antara
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Memasuki musim puncak paceklik pada Desember hingga Januari, harga beras biasa mengalami kenaikan. Namun pengamat perberasan, Husein Sawit, mengatakan harga beras yang naik beberapa waktu lalu di tahun ini lebih tinggi dari biasanya karena faktor cuaca yang tak menentu dan keterlambatan impor beras oleh pemerintah.

“Kenaikan harga beras sekarang cukup tinggi karena banyak kaitannya dengan produksi yang tidak sebagus seperti tahun sebelumnya, dan juga keputusan impor pemerintah terlambat dan ragu-ragu karena baru dilakukan Oktober, padahal sudah diingatkan sejak Juli untuk impor,” kata Husein kepada Republika, Selasa (30/11).

Untuk itu, jelasnya, ada dua hal yang perlu ditempuh pemerintah guna menekan harga beras di pasaran, yaitu dengan operasi pasar (OP) dan meningkatkan jumlah beras raskin pada Desember-Februari. “OP juga dilakukan dengan kualitas yang premium, sementara pemerintah juga setidaknya dapat meningkatkan jumlah raskin yang diterima pada awal bulan Januari-Februari. Saya rasa harga akan teredam,” ujar Husein.

Ia menambahkan jika akhir bulan depan harga beras sudah mulai ‘dingin’, pemerintah pun tak perlu menambah impor beras. Namun jika harga masih tetap tinggi, ia mengusulkan agar Bulog menambah impor beras lagi supaya harga bisa terus ditekan.

Berdasar data Kementerian Perdagangan pada awal bulan ini harga beras medium sebesar Rp 6709 per kilogram, namun hingga kemarin, Senin (29/11) harganya telah melonjak menjadi Rp 6980 per kilogram. Pada awal 2010 harga beras medium rata-rata nasional tercatat Rp 6.324 per kilogram.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement