Selasa 30 Nov 2010 01:32 WIB

Uni Eropa Sepakat Talangi Irlandia Rp1.013 Triliun

Menteri Keuangan Irlandia, Brian Lenihan, kanan menunggu dimulainya rapat meja bundar para menteri keuangan Uni Eropa, Minggu (28/11) di gadung Dewan UE di Brusel.
Foto: AP
Menteri Keuangan Irlandia, Brian Lenihan, kanan menunggu dimulainya rapat meja bundar para menteri keuangan Uni Eropa, Minggu (28/11) di gadung Dewan UE di Brusel.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSEL--Para menteri keuangan negara-negara Uni Eropa akhirnya menyetujui paket stimulus sebesar 85 milyar euro (Rp1.013 triliun) sebagai upaya penyelamatan Irlandia. Kesepakatan itu dijadwalkan akan diratifikasi dalam pertemuan tingkat menteri lebih besar, terdiri 27 negara UE, yang akan dimulai setelah 16 negara zona Eropa mencapai kata sepakat.

Negara-negara zona Eropa juga setuju pada Minggu, bahwa sektor swasta akan berbagi beban dalam paket stimulus di masa depan, setelah dana darurat kedaluwarsa pada 2013, demikian ucap seorang diplomat kepada AFP.

Pertemun darurat di Brusel bertujuan mencegah krisis hutang Irlandia menyebar ke negara lain, terutama ke 16 anggota negara zona erupa. Para pakar ekonomi menyatakan Portugal dan Spanyol pun dalam kondisi rawan terserang krisis.

Sangat jelas, sebelum pertemuan dimulai bahwa kejatuhan akibat krisis Irlandia dan dampak terhadap kondisi ekonomi rawan seperti pada Portugal dan Spanyol, akan menjadi agenda utama.

Komisi Urusan Ekonomi UE, Olli Rehn, mengatakan 'percabangan lebih lebar dari krisis saat ini" akan dihadang. "Kita harus mendiskusikan respon sistemik terhadap krisis. Kita kini menghadapi situasi sangat serius. Kita harus melakukan yang terbaik untuk melindungi landasan pemulihan ekonomi dan lapangan kerja," ujarnya.

Sementara, menteri keuangan Belgia, Didier Reynders, mengatakan 'zona euro mesti bereaksi dan mempertahankan mata uang mereka. "Kita harus mengambil setiap kebijakan yang memungkinkan, kita di masa depan dapat berdiri kokoh ketika guncangan terjadi," ujarnya.

Kesepakatn itu muncul sehari setelah protes jalanan masif di Dublin menentang penghematan keras pemerintah Irlandia. Dalam jajak pendapat, mayoritas rakyat Irlandia menganggap negara seharusnya segera membayar hutang mereka alih-alih mengalah dengan kondisi penuh larangan.

Dengan demikian paket itu adalah dana ttalangan kedua tahun ini, setelah bantuan diberikan kepada Yunani pada Mei. Dengan prediksi para pakar, paket bisa jadi muncul kembali untuk Portugal, Spanyol dan negara mana pun terlepas dari penyangkalan politisi.

Menteri keuangan Spanyol, Elena Salgado, mengatakan ia menghadiri pertemuan itu 'hanya untuk berbicara mengenai situasi di Irlandia. Respon itu ia berikan ditengah pertanyaan seputar tekanan pasar di Madrid.

Pertemuan Brussel akan dihadiri pula oleh negara-negara non-zona euro, yakni Inggris, Swedia, dan Denmark yang telah menawarkan pinjaman bilateral kepada Dublin.

Pertemuan dengan seluruh 27 anggota blok yang menyegel jumlah talangan dilakukan pada Minggu akhir dalam sebuah perjanjian dengan kerangka waktu.

Sementara, Perdana Menteri Irlandia, Brian Cowen, berjuang menghadapi seruan anggota parlemen dari pihak oposisi yang menginginkan ia mundur, mengingat defisit negara tahun ini telah mencapai 32 persen dari pengeluaran.

Brian pun mengumumkan rencana penghematan ketat selamat empat tahu pekan lalu sebagai prasyarat untuk mengamankan dana talangan. Rencana itu termasuk memotong 25 ribu tenaga kerja, pembayaran di sektor pemerintah, pensiun dan dana kesejahteraan sosial dalam upaya memangkas defisi besar dan menyimpan 15 milyar euro pada 2014.

Kontan, puluhan ribu warga turun ke jalan-jalan Dublin, pada Sabtu dalam protes kemarahan yang diyakini banyak pihak bahwa pemerintah memprioritaskan kepentingan perbankan di atas kepentingan pembayar pajak umum, yakni rakyat Irlandia.

Perbankan Irlandia memang terpapar dampak krisis keuangan global dan kebangkrutan properti dalam negeri. Beberapa poster dan spanduk yang dibawa pemrotes bertuliskan, "Eire (sebutan lokal untuk Irlandia-red)tidak untuk dijual, tidak kepada IMF dan "Ada jalan lain yang lebih adil," dan penolakan-penolakan lain terhadap dana talangan sera menyeru Brian Cowen untuk mundur.

sumber : Telegraph
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement