Rabu 24 Nov 2010 22:24 WIB

Saham AS Terjun Bebas

Dow Jones
Dow Jones

REPUBLIKA.CO.ID,  NEW YORK--Saham-saham Amerika Serikat ditutup turun tajam pada Selasa waktu setempat karena meningkatnya ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan dan kekhawatiran baru atas zona euro menambah ketakutan tentang ekonomi global.

Sebuah proyeksi suram oleh Bank Sntral AS atau Federal Reserve bahwa ekonomi AS akan tumbuh jauh lebih lambat dari perkiraan sebelumnya pada tahun depan, lebih lanjut menyentak perdagangan.

Saham blue-chip Dow Jones Industrial Average terperosok 142,21 poin (1,27 persen) menjadi ditutup pada 11.036,37. Indeks S&P 500, ukuran lebih luas dari pasar, kehilangan 17,11 poin (1,43 persen) menjadi 1.180,73. Indeks komposit teknologi Nasdaq turun 37,07 poin (1,46 persen) menjadi 2.494,95.

Penurunan di Wall Street mengikuti langkah-langkah pasar saham di Eropa dan Asia. Saham merosot di seluruh sektor, dengan sektor energi dan industri yang paling menderita.

Saham Chevron dan Exxon Mobil masing-masing merosot 1,7 persen dan 1,2 persen, sedangkan saham pembuat alat berat Caterpillar dan General Electric keduanya kehilangan 1,7 persen.

Di antara beberapa yang menguat adalah pembuat komputer terbesar di dunia Hewlett-Packard, yang sahamnya naik 2,2 persen setelah melaporkan pendapatan lebih besar dari yang diharapkan pada Senin malam.

"Sentimen terus terpengaruh oleh berlanjutnya kekhawatiran utang zona euro, sedangkan laporan tentang pertempuran antara Korea Utara dan Korea Selatan telah memperburuk sentimen di Wall Street," kata analis di Charles Schwab.

Dalam salah satu insiden perbatasan paling serius sejak tahun 1950, Korea Utara menembakkan puluhan peluru meriam ke atas sekitar sebuah pulau Korea Selatan di dekat perbatasan Laut Kuning yang disengketakan, menewaskan dua marinir dan mengakibatkan puluhan rumah terbakar.

Sementara kekhawatiran terhadap ekonomi zona euro terus membebani perdagangan, karena Irlandia menghadapi gejolak politik setelah Perdana Menteri Brian Cowen menyerukan untuk pemilihan umum lebih awal setelah menyetujui rencana bailout (dana talangan) internasional.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement