Rabu 24 Nov 2010 19:24 WIB

Semua Perusahaan Penerbangan Afghanistan Dilarang Terbang di Eropa

REPUBLIKA.CO.ID,BRUSSELS--Uni Eropa, Selasa, melarang semua pesawat perusahaan penerbangan Afghanistan terbang di blok 27 negara itu karena catatan keselamatan yang buruk dari sistem anti-kekeliruan penerbangan sipilnya. Komisi Eropa, badan eksekutif Uni Eropa (UE), juga menambahkan Mauritania Airways ke dalam daftar hitam perusahaan penerbangan berisiko-tinggi bersama dengan perusahaan pengangkutan dari Gabon, Afric Aviation dan Kyrgyzstan, CAAS.

Ariana Afghan Airlines, perusahaan penerbangan milik-negara, menjadi perusahaan penerbangan satu-satunya dari Afganistan dalam daftar itu, tapi UE memutuskan untuk memperluas larangan tersebut ke tiga perusahaan penerbangan lain di negara yang dicabik perang itu. Komisi itu menyebut "kekurangan keselamatan telah dikenali dalam sistemnya untuk mengawasi penerbangan sipil dan pada beberapa perusahaan pengangkutan".

Eksekutif UE menyatakan mereka siap untuk memberikan dukungan aktif pada upaya Afghanistan untuk memperbaiki kesilapan dan keselamatan penerbangan sipil, bekerja sama dengan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO). Menteri Transportasi Afghanistan Daoud Ali Najafi menyatakan awal bulan ini bahwa ia akan pergi ke Brussels untuk menyampaikan rencana aksi pada panel keselamatan udara UE.

Kam Air, Safi Airways dan Pamir Airways milik swasta terbang ke Jerman, India, Pakistan, Turki, Asia Tengah dan Teluk. Pesawat dari semua perusahaan itu pada masa lalu juga terbang ke Inggris dan Austria. Tidak ada pesawat Afghanistan yang terbang ke Amerika Serikat. Ariana telah dimasukkan ke daftar hitam itu sejak 2008, tapi telah menjual penerbangan ke Frankfurt dengan pesawat-pesawat yang mereka sewa dari Turki yang terdaftar di UE.

Nangyalai Qalatwal, dari Kementerian Transportasi Afghanistan, mengatakan kepada AFP bahwa Safi Airways juga akan terbang ke Frankfurt dengan sebuah pesawat carteran. Sebuah perusahaan penerbangan dapat terus terbang dan menjual tiket di bawah merek atau mereknya dengan menyewa pesawat dari negara-negara yang tidak dicantumkan dalam daftar hitam, kata jurubicara Komisi Eropa untuk transportasi Helen Kearns.

"Tapi pesawat yang telah diizinkan oleh pihak berwenang pengawas kesilapan Afghanistan tentu saja tidak dapat terbang ke Eropa lagi," katanya dalam konferensi pers. Menurut Qalatwal, Afghanistan telah mengesahkan undang-undang penerbangan baru yang memenuhi standard internasional dan perusahaan-perusahaan penerbangan yang tidak menghormatinya akan dilarang terbang.

"Semua perusahaan penerbangan dan pesawat mereka akan dinilai dalam dua bulan dan setiap perusahaan yang didapati tidak memenuhi persyaratan penerbangan undang-undang baru itu akan dilarang terbang," kata Qalatwai.

Komisi Eropa mengatakan mereka mendaftar hitam Mauritania Airways karena "kekurangan terus-menerus" dalam operasi dan pemeliharaan perusahaan angkutan udara Afrika itu yang dikenali dalam pemeriksaan di beberapa negara Eropa.

UE telah mencabut sembilan operator dari Kazakhstan dari daftar hitam itu dan mencabut sebagian pembatasan terhadap Airlift International Ghana. Daftar hitam penerbangan Eropa itu mencakup perusahaan-perusahaan pengangkutan dari 19 negara, seluruhnya 276 perusahaan penerbangan.

sumber : ant/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement