REPUBLIKA.CO.ID,LONDON--Mata uang tunggal Eropa merosot pada Selasa waktu setempat mendekati terendah dua bulan di bawah 1,34 dolar, karena greenback didorong oleh statusnya sebagai "safe haven" menyusul kekhawatiran tentang Irlandia dan Korea, kata para dealer.
Pada sekitar 1535 GMT, euro menukik ke 1,3399 dolar, yang terakhir terlihat pada 28 September. Itu dibandingkan dengan 1,3622 akhir di New York pada Senin. "Dampak positif dari pengumuman permintaan Irlandia untuk dukungan Uni Eropa dan IMF terbukti berumur pendek," kata analis Citi, Valentin Marinov.
"Semua aset berisiko lebih buruk yang mencerminkan kurangnya keyakinan di pasar dimana risiko kembali mengikuti perkembangan selama akhir pekan." Euro secara tradisional dianggap sebagai investasi lebih berisiko dibandingkan dengan dolar.
Marinov menambahkan bahwa situasi "dibuat buruk oleh berita lain eskalasi di ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan." Kekhawatiran zona euro terus membebani pada Selasa, karena Irlandia menghadapi gejolak politik setelah Perdana Menteri Brian Cowen menyerukan pemilihan umum dini setelah menyetujui rencana "bailout" (dana talangan) internasional pada akhir pekan.
Para pedagang takut bahwa setelah Irlandia, ekonomi Eropa kecil lainnya akan memerlukan bantuan internasional untuk menghindari kebangkrutan. Pada Senin, euro telah melonjak setinggi 1,3786 dolar didukung berita bailout Irlandia dari Uni Eropa/IMF sebelum jatuh di tengah kekhawatiran penularan ke negara Eropa lainnya.
Di tempat lain pada Selasa, Korea Utara menembakkan puluhan peluru artileri ke sebuah pulau di Korea Selatan, menewaskan dua orang, membakar sejumlah rumah dan memicu serangan balasan militer Korea Selatan yang terus waspada.
Dalam salah satu insiden perbatasan paling serius sejak, perang 1950-53, pasukan Korea Selatan menyerang balik dengan meriam, pemerintah mengadakan pertemuan di ruang bawah tanah dan berbagai kekuatan jet udara bersiaga.
Greenback juga terangkat pada Selasa setelah data menunjukkan bahwa ekonomi AS tumbuh sebesar 2,5 persen pada kuartal ketiga, pada tingkat yang jauh lebih cepat daripada perkiraan pertama. Departemen Perdagangan sebelumnya telah melaporkan produk domestik bruto naik 2,0 persen di kuartal ini.