Sabtu 20 Nov 2010 03:53 WIB

Jepang Minati Pengembangan Wilayah Perkotaan di Indonesia

Rep: yogie respati/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-–Pihak swasta Jepang menyatakan ketertarikannya turut serta dalam pengembangan wilayah perkotaan di Indonesia melalui Metropolitan Priority Area (MPA). Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Armida S Alisjahbana, mengatakan, dalam pertemuan bilateral dengan Jepang saat forum APEC di Yokohama, Jepang, terlihat adanya minat besar dari swasta Jepang terkait investasi di Indonesia, terutama infrastruktur umum, transportasi, energi, perumahan, dan teknologi informasi.

“Untuk kerjasama pembangunan kita arahkan untuk mendukung program prioritas kita seperti energi pembangkit listrik geothermal dan pembangunan jalan tol, tapi secara mendetail proyeknya apa saja nanti baru akan dikemukakan saat penandatanganan kerjasama MPA yang rencananya dilakukan di Bali pada Desember,” kata Armida, Jumat (18/11).

Armida menjelaskan penandatanganan MPA dengan Jepang tertunda karena kedua pihak masih akan mempelajari konsep MPA secara lebih mendetail. Armida mengungkapkan MPA akan ditandatangani dalam bentuk memorandum of cooperation yang sifatnya agak lebih komplit.

”Untuk MPA yang dikembangkan nantinya tidak hanya Sumatra bagian timur, Jawa bagian barat, tapi juga MPA lainnya termasuk  timur Indonesia. Namun yang menjadi fokus pilot projectnya terlebih dulu adalah Jabar,” ujar Armida.

Ia menuturkan Jepang menjadi pihak yang diajak kerjasama MPA karena memiliki perkotaan yang terhubung dan terintegrasi secara efektif dan efisien dengan transportasi publik. Langkah MPA ini juga merupakan suatu cara untuk mendorong keterhubungan antarwilayah di Indonesia.

Kendati demikian, Armida mengakui pendanaan menjadi salah satu tantangan pembangunan infrastruktur perkotaan. Karena itu, lanjutnya, hal lain yang bisa dipelajari dari Jepang dalam hal mekanisme investasi adalah investasi publik infrastruktur perkotaan dilakukan dengan dukungan pemerintah.

“Sementara untuk operasional dan pemeliharaan bisa diberikan kepada swasta,” kata Armida. Ia menambahkan saat ini pengembangan kawasan perkotaan baru dilakukan kerja sama dengan Jepang, tetapi tak menutup kemungkinan untuk bekerja sama dengan negara lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement