Jumat 19 Nov 2010 03:19 WIB

Indonesia Baru Manfaatkan 4 Persen Potensi Panas Bumi

Energi panas bumi. Ilustrasi.
Foto: greenfieldenergyco.com
Energi panas bumi. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Indonesia dinilai baru berhasil memanfaatkan sebanyak empat persen dari seluruh potensi panas bumi yang terdapat di dalam wilayah negara ini. "Kita baru empat persen memanfaatkan energi geothermal (panas bumi)," kata VP Business Development Pertamina, Slamet Riadhy, dalam acara serah terima Nota Kesepahaman antara Pertamina dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jakarta, Kamis.

Menurut Slamet, terdapat potensi panas bumi yang sangat besar di berbagai lempengan di bawah bumi Indonesia yang antara lain tersebar sepanjang lempeng Sumatera bagian Timur, lempeng Jawa bagian Selatan, hingga ke lempeng Sulawesi. Menurut dia, energi geothermal akan tetap terus dapat dikelola untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi selama masih ada hujan.

Ia memaparkan, panas bumi yang merupakan salah satu energi terbarukan di Indonesia memiliki sumber daya 28.543 MW dengan kapasitas terpasang 1.189 MW. Jumlah tersebut masih berada di bawah Amerika Serikat yang telah membuat kapasitas terpasang 3.086 MW dan Filipina yang telah membuat kapasitas terpasang 1.904 MW.

Sedangkan jumlah empat persen tersebut juga masih kalah dengan sejumlah rasio kapasitas per sumber daya energi terbarukan lainnya di Indonesia seperti tenaga air (tujuh persen), mini/mikro hidro (28 persen).

 

Berbagai sumber energi terbarukan dinilai sangat penting untuk dikembangkan pada saat ini karena berbagai energi tak terbarukan diperkirakan akan segera habis dalam jangka waktu puluhan tahun mendatang.

Sebelumnya, Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Luluk Sumiarso, pada 11 September mengatakan, pihaknya menggencarkan wacana visi 25/25, yaitu upaya agar penggunaan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia dapat mencapai hingga sebanyak 25 persen pada tahun 2025. "Berdasarkan diskusi di Dewan Energi Nasional (DEN) dengan menggunakan proyeksi model Markal, maka penggunaan EBT pada tahun 2025 diperkirakan dapat mencapai 25 persen," kata Luluk.

Luluk memaparkan, pada tahun 2010 ini, diperkirakan bahwa penggunaan EBT di Tanah Air baru mencapai 4,4 persen. Angka tersebut masih berada jauh di bawah penggunaan energi fosil seperti minyak bumi (43,9 persen), batubara (30,7 persen), dan gas bumi (21 persen). Sedangkan dengan visi 25/25, maka penggunaan EBT diperkirakan akan mencapai 25 persen, sedangkan sumber energi lainnya adalah batubara (32 persen), gas bumi (23 persen), dan minyak bumi (20 persen).

sumber : Ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement