Sabtu 13 Nov 2010 03:54 WIB

Ketidakpastian Pasokan Gas Cemaskan Industri Kaca Lembaran

Rep: Shally Pristine/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketidakpastian pasokan bahan bakar terutama gas membuat pengusaha industri kaca lembaran cemas. Wakil Ketua Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) Mohamad Amien mengatakan, pihaknya tetap mengkhawatirkan pasokan gas setelah kontrak dengan Perusahaan Gas Negara (PGN) berakhir pada April tahun depan.

"Jadi kita sudah mendapatkan pasokan dan tidak bisa minta tambahan, lalu kami khawatir bagaimana pasokan untuk tahun depan apabila kontrak sudah habis," katanya ketika dihubungi wartawan, Jumat (12/11).

Dia mengatakan, ketidakpastian pasokan ini menghambat penjualan kaca lembaran. Tahun ini, kata dia, pihaknya diberikan jatah pasokan gas sesuai dengan kontrak pada tahun lalu, sehingga sulit melakukan ekspansi usaha. Dia mengatakan, pihaknya bersama pengguna gas industri lainnya membuka dialog dengan pemerintah untuk mencari solusi yang berkesinambungan terkait pengadaan bahan baku energi yang satu ini.

Menurut Amien, sejauh ini kenaikan harga minyak mentah dunia yang sudah menembus level harga 90 dolar AS per barel, tidak berpengaruh banyak terhadap usahanya. Sepengetahuan dia, hanya sedikit pengusaha kaca lembaran yang menggunakan minyak bumi sebagai bahan bakar. 

"Jumlah produsen yang menggunakan minyak itu sedikit sekali, semua sudah menggunakan gas bumi. Tapi, kalau pasokan gas bumi masih belum pasti juga, tetap saja akan menghambat penjualan," ungkapnya.

Selain faktor bahan bakar, dia mengatakan, penjualan kaca lembaran turut ditekan kenaikan harga bahan baku. Bahan baku utama pembuatan kaca lembaran yaitu soda abu (soda ash) mengalami kenaikan sebesar 50 dolar AS per ton, menjadi 300 dolar AS per ton.

"Akhirnya, tahun ini, penjualan kaca lembaran relatif stabil dan mengalami peningkatan sebesar 5-6 persen dari tahun lalu. Tahun lalu itu sekitar 500 ribu ton," katanya.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Forum Industri Pengguna Gas Bumi Achmad Widjaya pernah mengatakan, konsumsi gas bumi yang dipasok oleh PGN untuk industri anggota forum mencapai 430 mmscfd (juta standar metrik kaki kubik per hari). Angka itu di luar konsumsi gas bumi dari sektor pupuk.

"Saat ini industri sedang terancam karena tidak ada kepastian dari PGN mengenai kualitas dan kuantitas pasokan gas padahal kalender tahun ini tinggal sebulan lagi," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement