REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat (12/11) pagi turun 18 poin, karena pelaku pasar melepas rupiah setelah pada hari sebelumnya mata uang Indonesia menguat. Nilai tukar rupiah terhadap dolar turun menjadi Rp 8.915 - Rp 8.925 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp 8.897 - Rp 8.907.
Analis Valas PT Bank Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta, mengatakan, faktor utama yang menekan rupiah melemah, karena menguatnya dolar AS terhadap yen dan euro. Kenaikan dolar AS mengakibatkan saham-saham di Wall Street melemah yang berimbas ke pasar regional, ucap Rully Nova.
Menurut dia, dolar AS menguat terhadap euro karena kekhawatiran pelaku pasar terhadap pertumbuhan ekonomi kawasan Eropa itu yang masih tak menentu. "Kami memperkirakan kenaikan dolar AS akan menekan rupiah pada Jumat siang akan kembali melemah," ucapnya.
Rully Nova mengatakan, kondisi ini juga membuat Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi pasar dengan membeli dolar, sehingga rupiah mengalami koreksi cukup besar. BI mengharapka rupiah kembali di atas Rp 8.900 per dolar dan berlanjut hingga ke level Rp 9.000 per dolar, ujarnya.
Apalagi pemerintah meminta BI untuk terus memantau rupiah agar kembali ke level Rp 9.000 per dolar, meski memakan waktu cukup lama. "Kami optimis rupiah masih akan terkoreksi hingga jauh di atas level Rp 8.900 per dolar," ucapnya.
Menurut dia, rupiah bisa saja kembali menguat apabila muncul isu positif yang kuat mendorongnya, namun kondisi pasar yang negatif terhadap rupiah kemungkinan tidak akan berubah.