REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis (11/11) sore turun enam poin menjadi Rp 8.894 - Rp 8.904 per dolar, karena pelaku berbalik arah melepas rupiah akibat melemahnya bursa regional.
Melemahnya rupiah yang sejak pagi cenderung menguat, karena bursa regional merosot yang menekan bursa saham Indonesia, kata Analis Valas PT Bank Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta.
Rully Nova mengatakan, pasar uang domestik yang semula positif menjadi negatif, sehingga menekan rupiah merosot. "Namun tekanan negatif pasar kemungkinan tidak berlangsung lama, karena rupiah tertekan setelah indeks harga saham gabungan melemah," katanya.
Selain itu, lanjut dia juga karena adanya tekanan pasar terutama dari Bank Indonesia (BI) yang tetap berada di pasar agar pergerakan rupiah tetap berada dalam kisaran kecil. "Kami optimis apabila BI tidak intervensi kemungkinan rupiah masih akan bergerak naik, menyusul melemahnya dolar terhadap euro," ucapnya.
Pemerintah, lanjut dia juga menginginkan rupiah berada di atas level Rp 9.000 per dolar, meski kondisinya saat ini agak sulit karena rupiah terus menguat. "Kalau dilihat perkembanganya rupiah akan berada dalam posisi yang baik antara Rp 8.800 sampai Rp 8.900 per dolar," tambahnya.
Pemerintah bahkan sudah meminta BI uintuk bisa menahan rupiah yang terus menguat, agar eksportir tidak kesulitan menjual produknya. "Apabila harga produk jual ekspor melemah maka akan mengurangi pendapatan negara," katanya.