Rabu 10 Nov 2010 14:10 WIB

Kementerian BUMN Revisi Neraca Keuangan Garuda di Triwulan III

Rep: Citra Listya Rini/ Red: Budi Raharjo
Garuda Indonesia
Foto: Antara
Garuda Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merevisi laporan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) triwulan III 2010. Sebelumnya Kementerian BUMN melansir maskapai pelat merah ini merugi sebesar Rp 39,510 miliar. Padahal Garuda untung Rp 194,9 miliar.

Menteri BUMN, Mustafa Abubakar, menyatakan perbedaan angka pada laporan keuangan ini karena adanya kesalahan teknis. Menurutnya, kekeliruan pada laporan keuangan ini karena salah satu komponen pos keuangan Garuda saat itu belum selesai diaudit. "Pengumuman kemarin (Jumat) itu keliru. Yang benar yang sudah diaudit, Garuda untung Rp 194,9 miliar. Jadi, kemarin itu ada kekeliruan dalam satu komponen pos keuangan," kata Mustafa kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Selasa (9/11).

Namun, ia mengungkapkan kekeliruan tersebut bukanlah hal yang luar biasa. Pasalnya, ujar Mustafa, dalam setiap laporan keuangan itu selalu ada penyesuaian angka sampai proses audit tuntas.  Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Infrastruktur dan Logistik Kementerian BUMN, Sumaryanto Widyatin, mengungkapkan masalah kekeliruan pada neraca keuangan Garuda pada Jumat lalu, ia tidak tahu-menahu.

Dia berdalih bahwa pihaknya tidak mengeluarkan angka-angka yang dipublikasikan tersebut. "Data yang menunjukkan kerugian Garuda itu bukan berasal dari Kedeputian Infrastruktur dan Logistik. Jadi, saya tidak tahu itu bersumber dari mana. Coba tanyakan Pak Pandu (Deputi Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis Kementerian BUMN)," dalih Sumaryanto.

Senada dengan pihak kementerian, Direktur Keuangan Ad Interim Garuda Inonesia, Elisa Lumbantoruan, juga mengaku tidak tahu dari mana asal data tersebut. "Kita tidak tahu angka-angka itu dari mana," ujarnya. Namun, ia memperkirakan bahwa angka yang dipublikasikan tersebut kemungkinan saat masih belum diaudit.

Pasalnya, mengacu pada laporan keuangan Garuda yang telah diaudit, per September 2010, perseroan berhasil membukukan laba Rp 194,9 miliar. Berdasarkan hasil audit Deloitte Indonesia, kata Elisa, kita tidak merugi. Dia cukup menyayangkan kenapa hal ini bisa terjadi. "Kaget saja. Seharusnya tidak ada berita miring mau IPO (initial public offering) Garuda," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement