REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) mendorong bank pelaksana kredit usaha rakyat (KUR) menjalin kerja sama dengan koperasi dan koperasi jasa keuangan syariah.
Menteri Koperasi dan UKM, Syarifuddin Hasan, mengatakan dengan melakukan model linkage program, hal tersebut dapat memudahkan bank pelaksana dalam menyalurkan KUR. “Selama ini tidak semua bank seperti BRI yang punya jaringan di tiap kecamatan dan terbiasa dalam menyalurkan kredit retail pada masyarakat, maka dengan linkage program dapat memudahkan bank pelaksana KUR dalam menyalurkan kredit,” katanya di Jakarta, Senin (8/11).
Berdasarkan data realisasi penyaluran KUR hingga pertengahan Oktober lalu mencapai Rp 8,8 triliun dengan jumlah debitur 906.017. Kendati demikian, Syarifudin tetap optimis target penyaluran KUR sebesar Rp 13,1 triliun mampu terlampaui. Apalagi, lanjutnya, dengan adanya konsep linkage program, hal itu akan memudahkan bank pelaksana dalam menyalurkan KUR.
Pemerintah telah menunjuk enam bank pelaksana KUR, yaitu BRI, Bank Mandiri, BNI, Bank Bukopin, BTN dan Bank Syariah Mandiri. Pada penghujung 2009 bank pelaksana KUR bertambah dengan masuknya 13 Bank Pembangunan Dearah (BPD).
Tercatat dari jumlah penyaluran KUR Rp 8,8 triliun di tahun ini, BRI menduduki peringkat pertama dalam menyalurkan KUR dengan jumlah Rp 5,9 triliun dan jumlah debitur 881.970. Sementara penyaluran KUR Bank Mandiri sebesar Rp 605,3 miliar dan jumlah debitur 3.815, BTN tersalur Rp 533,4 miliar jumlah debitur 1.660, BNI tersalur Rp 329,5 miliar jumlah debitur 2.739, BSM tersalur 261,2 miliar jumlah debitur 1.255, Bukopin tersalur Rp 98,3 miliar jumlah debitur 828. Sementara 13 BPD hingga kini mampu menyalurkan Rp 1 triliun dengan jumlah debitur 13.750.