Senin 08 Nov 2010 19:30 WIB

Pelanggan Qantas Minta Info Soal Keamanan Penerbangan

REPUBLIKA.CO.ID,BATAM--Biro perjalanan di Singapura menerima permintaan informasi dari pelanggan Qantas mengenai maskapai penerbangan yang lebih aman, setelah dalam dua hari berturut-turut dua pesawat maskapai Australia itu 'berulah'. Kecuali minta informasi kemungkinan pindah ke operator lain, tak seorang pun di antara mereka menyatakan membatalkan penerbangan dengan Qantas, kata Channel NewsAsia, Minggu.

Biro Perjalanan Chan Brothers mengatakan beberapa penelepon bertanya tentang kelayakan perjalanan ke Australia melalui operator lain.

Kebanyakan dari mereka, bagaimanapun ingin melanjutkan penerbangan sesuai dengan yang telah direncanakan. Annie Yeo, senior Manager Marketing Communications Chan Brothers Travel menerangkan sekarang adalah masa puncak menjelang musim liburan sehingga bila penumpang Qantas beralih ke operator lain, menjadi tantangan sebab tempat yang tersedia pun terbatas.

Gilbert Keng, seorang pemegang tiket Qantas percaya bahwa maskapai ini akan menjamin keselamatan penumpang. "Saya sedikit khawatir, tetapi pada saat yang sama saya percaya bahwa maskapai ini akan melakukan pengecekan pada mesin dengan lebih baik untuk memastikan keamanan bagi penumpang," katanya.

Ia berharap ada tindakan ekstra dari Qantas untuk keselamatan penerbangan. Qantas mengatakan akan membantu pelanggan yang ingin beralih ke operator lain berdasarkan kasus per kasus. Maskapai Qantas, dirundung masalah teknis dalam dua hari berturut-turut dalam penerbangan Singapura-Sydney, Australia.

Satu dari enam armada Qantas, Airbus A380-800 QF32 pada Kamis (4/11) yang membawa 469 penumpang dan awak, mendarat darurat di Bandara Changi dengan selamat setelah satu dari empat mesinnya meledak di udara Pulau Batam.

Sehari kemudian, Jumat (5/1) malam, pesawat Qantas jenis Boeing 747-400 jumbo QF6 juga kembali ke Bandara Changi setelah 15 menit lepas landas menuju Sydney. Malam itu, dari salah satu mesin meledak dan mengeluarkan percikan api sehingga semua penumpang histeris.

"Kru pesawat minta kami merundukkan kepala. Dengan cepat mematikan mesin dan tidak ada lagi api," kata Terence Sim, profesor pembantu Universitas Nasional Singapura, salah seorang dari 412 penumpang. Penerbangan Boeing 747-400 jumbo Qantas ditunda hingga Sabtu pukul 9.30 waktu Singapura. Sebagian penumpang QF6 yang tersisa diberangkatan pada Minggu pagi menuju Sydney.

sumber : ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement