REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Rabu (3/11) siang naik 10 poin menjadi Rp 8.913 - Rp 8.923 per dolar dari sebelumnya Rp 8.923 - Rp 8.933, karena pelaku pasar makin aktif membeli rupiah. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, mengatakan, meningkatnya aksi beli pasar terhadap rupiah memang sudah diperkirakan sebelumnya, karena berbagai faktor positif menyelimuti pasar uang.
Pelaku pasar cenderung membeli rupiah ketimbang dolar, meski mata uang asing itu di pasar regional tak menentu, namun masih belum selesai rencana bank sentral AS (The Fed) menambahkan dana paket stimulus membuat pelaku pasar domestik membeli rupiah, katanya.
Menurut dia, The Fed semula akan melakukan penambahan dana ke pasar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, namun realisasi penambahan dana tersebut cenderung tersendat. Karena itu pelaku pasar asing lebih cenderung membeli rupiah sambil menunggu rencana pemerintah AS itu, katanya.
Selain itu, laju inflasi Oktober 2010 yang lebih baik dari bulan sebelumnya dan didukung faktor fundamental ekonomi yang makin kuat mendorong pelaku asing lebih cenderung membeli rupiah. Rupiah dan mata uang utama negara-negara Asia cenderung menguat terhadap dolar AS kecuali yen yang melemah, katanya.
Saham-saham di Wall Street yang membaik akibat data manufaktur AS meningkat merupakan faktor utama mendorong pasar saham di AS menguat, katanya. Rupiah juga masih berpeluang untuk naik lagi hingga mendekati level Rp8.900 per dolar di mana mata uang Indonesia sempat mencapai level tertinggi Rp 8.902 per dolar.
"Kami optimis rupiah pada akhirnya akan dapat juga mencapai level Rp 8.900 per dolar meski dalam waktu yang cukup lama," katanya. Pada sore nanti, rupiah juga diperkirakan kembali menguat hingga berada di bawah level Rp 8.913 per dolar.