REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Bank Indonesia mencatat bencana alam yang terjadi di Kepulauan Mentawai dan letusan Gunung Merapi belum mengganggu aktivitas perbankan di dua daerah tersebut. "Berdasarkan informasi sementara ini, bencana alam yang menimpa Mentawai tidak berdampak langsung kepada BPD Sumbar (Bank Nagari) karena satu kantor cabang di Pasar Tua dan satu kantor cabang pusat di Muara Siberut tidak mengalami kerusakan," kata Kepala Biro Humas Bank Indonesia Difi A Johansyah di Jakarta, Rabu.
Sedangkan meletusnya Gunung Merapi di Jawa Tengah, kata Difi sampai saat ini belum dilaporkan adanya dampak operasional yang signifikan terhadap perbankan. Secara umun, lanjut Difi, stabilitas sistem keuangan periode 25-29 Oktober tetap terjaga di tengah meningkatnya tekanan di bursa global dan musibah bencana alam di daerah Jawa Tengah dan Sumatera Barat.
"Inflows asing tetap berlanjut meski cenderung melambat. Sementara itu, intermediasi perbankan tumbuh positif didukung peningkatan sumber dana yang cukup memadai," katanya. Sementara, menjelang kenaikan GWM primer pada awal November terindikasi kembali meningkatnya jumlah alat likuid bank, terutama dalam bentuk penempatan pada BI sebesar Rp 20 triliun dan penempatan pada SUN sebesar Rp 1 triliun.
Selama pekan laporan kredit perbankan naik cukup tinggi Rp 12,05 triliun hingga mencapai Rp 1.659,47 triliun, sehingga secara year to date kredit telah tumbuh 16,03 persen dan secara year on year tumbuh 21,09 persen. Kenaikan kredit selama pekan laporan, sebagian besar dibiayai dari DPK yang bertambah sebesar Rp 10,26 triliun dalam sepekan, sehingga secara ytd DPK naik 9,10 persen atau Rp 17,06 triliun (yoy).
Pada pekan akhir Oktober, BI juga mencatat likuiditas rupiah perbankan mengalami ekspansi sekitar Rp 21,5 triliun, yaitu dari sekitar Rp 668 triliun menjadi sekitar Rp 689,5 triliun terutama karena dropping dana oleh pemerintah dalam rangka pengeluaran rutin serta inflows uang kartal ke sistem perbankan. Ekspansi likuiditas tersebut meningkatkan penempatan bank pada instrument BI sekitar Rp 20 triliun di samping meningkatkan penempatan bank pada SUN sekitar Rp 1 triliun.
Dalam pekan terakhir kredit naik Rp 12,05 triliun, baik dalam bentuk rupiah naik Rp 8,18 triliun maupun valas naik Rp 3,87 triliun. Sementara kenaikan DPK berasal dari DPK rupiah Rp 9,90 triliun dan DPK valas Rp 0,36 triliun. Sehingga dengan pekembangan tersebut, LDR perbankan meningkat tipis dari 77,00 persen menjadi 77,19 persen.