Jumat 29 Oct 2010 02:22 WIB

Perang Kurs Kuatkan Rupiah

Uang rupiah/ilustrasi.
Uang rupiah/ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG--Pengamat ekonomi makro Universitas Katolik Widya Mandira Kupang Dr Thomas Ola Langoday, SE., Msi, mengatakan, ada kecenderungan bahwa perang kurs antar negara membawa dampak terhadap penguatan rupiah.

"Penguatan rupiah jelas membawa implikasi terhadap penurunan ekspor. Sehingga jika ini berlangsung terus dikawatirkan akan berdampak terhadap keseimbangan neraca perdagangan dan juga neraca pembayaran," katanya di Kupang, Kamis (28/10).

Pada sisi lain katanya penguatan rupiah membawa dampak terhadap impor bahan baku dari luar negeri. "Ini jelas menguntungkan bisnis yang menggunakan bahan baku impor. Jika ini terjadi dapat mendongkrak ekspor dalam jangka panjang," katanya.

Dengan demikian katanya penguatan rupiah dipandang dari dua sisi, di mana dalam jangka pendek akan menurunkan ekspor yang berdampak pada defisit neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Sementara pada sisi jangka pendek juga akan meningkatkan impor bahan baku. Dalam jangka panjang akan meningkatkan produksi dalam negeri dengan harga bahan baku yang murah dari luar negeri sehingga harga produk juga menjadi murah.

Apabila ini terjadi katanya terbuka peluang untuk meningkatkan ekspor dalam jangka waktu yang panjang. Sehingga upaya Bank Indonesia BI untuk terus memantau dan menjaga kisaran rupiah pada level maksimal 9000 dimaksudkan untuk mempertahankan ekspor dan juga keseimbangan neraca perdagangan dan neraca pembayaran.

"Hingga Kamis siang, kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, naik delapan poin menjadi Rp 8.930 - Rp 8.940 per dolar, karena pelaku aktif melakukan pembelian terhadap rupiah. Ini terjadi karena pelaku pasar masih membeli rupiah, namun aksi belinya hampir sama seperti sesi sebelumnya. Akibatnya rupiah masih di level Rp 8.930 per dolar," tuturnya.

Jadi, menurut Thomas Langoday, penguatan nilai rupiah membawa dampak terhadap defisit neraca perdagangan dan neraca pembayaran dalam jangka pendek, tetapi sebaliknya dalam jangka panjang. Sedangkan pelemahan nilai rupiah akan membawa dampak terhadap surplus neraca perdagangan dan juga neraca pembayaran.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement