REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemegang saham PT Krakatau Steel menetapkan harga penawaran saham perdana (IPO) dipatok pada level Rp 850 per lembar. "Sudah diputuskan hari ini, pada harga Rp 850 per lembar," kata Deputi Menteri BUMN Bidang Privatisasi dan Rekstrukturisasi Mahmudin Yasin, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (25/10).
Dengan jumlah saham yang akan dilepas sebanyak 3,155 miliar lembar, maka dana yang diperoleh dari hasil IPO sekitar Rp 2,6 triliun. Rapat menetapkan harga IPO dipimpin Menteri BUMN Mustafa Abubakar, yang dihadiri sejumlah deputi BUMN, direksi dan komisaris Kraktau Steel, dan direksi tiga penjamin emisi yaitu Danareksa Sekuritas, Mandiri Sekuritas dan Bahana Sekuritas.
Adapun rencana pencatatan (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 November 2010. Sebelumnya, harga indikatif penawaran saham Krakatau Steel ditetapkan pada kisaran Rp 800 - Rp 1.150 per lembar. Penetapan rentang harga tersebut setelah melalui roadshow IPO Krakatau Steel ke Singapura, Hong Kong, London dan New York.
Sementara itu Direktur Utama Krakatau Steel Fazwar Bujang menjelaskan, permintaan penawaran investor asing maupun lokal mencapai 27 miliar lembar saham. "Terjadi kelebihan permintaan (oversubscribed) lebih dari enam kali dari jumlah saham yang kami tawarkan," kata Fazwar.
Meski begitu, Fazwar tidak menyebutkan perbandingan penawaran yang diajukan antara investor lokal dan asing. Namun Komisaris Utama Krakatau Steel, Zacky Anwar merinci bahwa penawaran investor sebanyak 60 persen dari lokal, sisanya 40 persen investor asing. Investor asing umumnya memberi penawaran pada level Rp 800 - Rp 1.000 per saham, sedangkan investor lokal di atas Rp 1.000 per saham.
Menurut Zacky, investor asing yang berminat seperti perusahaan baja asal Korea Selatan, Posco, investor keuangan berskala internasional. Ia menuturkan, minat investor terhadap saham BUMN produsen baja ini cukup tinggi karena prospek industri manufaktur positif. Menurut catatan, pemerintah pada tahap pertama akan melepas saham Krakatau Steel sekitar 19,61 persen, dari total 30 persen yang akan di IPO.